JAKARTA - Kepercayaan publik adalah aset penting bagi lembaga filantropi seperti Dompet Dhuafa. Namun, ketika sebuah lembaga filantrofi ternama terguncang oleh masalah integritas, dampaknya meluas ke lembaga-lembaga sejenis. Menjaga dan memulihkan kepercayaan publik menjadi tugas yang sangat menantang.
Ali Bastoni, General Manager Literasi dan Penghimpunan Wakaf Dompet Dhuafa, mengakui hal ini saat berkunjung ke kantor VOI di Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat, pada Rabu, 14 Agustus.
"Saat sebuah lembaga filantropi dilaporkan ke pihak berwajib beberapa waktu lalu, dampaknya juga dirasakan oleh lembaga kami. Masyarakat menjadi lebih teliti dan berhati-hati. Mereka mempertanyakan apakah zakat atau wakaf yang disalurkan benar-benar didistribusikan sesuai syariat," ungkap Ali.
Ali juga menambahkan bahwa dunia filantropi sempat mengalami krisis kepercayaan akibat beberapa kasus hukum yang melibatkan pengurus lembaga. "Meski ada kejadian ini, Alhamdulillah, Dompet Dhuafa masih mendapatkan kepercayaan publik," ujarnya.
BACA JUGA:
Untuk memulihkan kepercayaan tersebut, Dompet Dhuafa memperkuat portofolio lembaga dan meningkatkan eksposur kegiatan. "Kami menjalin kerja sama dengan media untuk memperluas informasi kepada publik. Semakin banyak yang mengetahui program-program kami, semakin paham masyarakat dan donatur terhadap kinerja kami," jelas Ali.
Ali Bastoni berharap bahwa langkah-langkah serupa juga diambil oleh lembaga filantropi lainnya. Dengan demikian, program yang dijalankan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi umat.