Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan apresiasi terhadap kerja sama yang telah terjalin dengan pemerintah selama dua periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Dalam pernyataannya setelah bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Yahya menyatakan meskipun Presiden Jokowi akan segera mengakhiri masa jabatannya, NU berharap hubungan kerja sama dengan Jokowi secara pribadi tetap berlanjut.

"Kerja sama selama ini dengan NU telah berjalan baik sekali. Bahkan, banyak bantuan yang diberikan oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Kami berharap kerja sama ini tetap berlanjut," ujarnya dilansir ANTARA, Rabu, 14 Agustus.

Yahya juga membahas rencana NU untuk mengembangkan Dana Abadi Pesantren, yang bertujuan untuk menyediakan dukungan finansial serupa dengan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam skema pendidikan pesantren.

"Kami di NU sedang mengembangkan desain untuk yang meniru BOS, tapi untuk pesantren. Jadi kami sedang selesaikan desainnya, kami berharap nanti bisa disambungkan dan dicarikan peluang untuk kerja sama," ujarnya.

Menjawab pertanyaan mengenai bantuan konkret dari Presiden Jokowi, Yahya menyoroti dukungan terbaru seperti bantuan untuk pengembangan Universitas NU Yogyakarta dan bantuan dari Presiden Muhammad bin Zayed dari Uni Emirat Arab.

"Itu semua adalah bantuan pribadi Pak Jokowi," katanya.

Yahya Staquf datang ke Istana Jakarta dengan didampingi Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Wakil Rais Aam PBNU KH Anwar Iskandar.

Kedatangan tiga kiai NU ke Istana itu berlangsung di tengah-tengah konflik PKB dengan PBNU. Dua pihak itu adu mulut dan saling melaporkan di ranah hukum.

Tentang pembahasan seputar hubungan antara NU dan PKB, Yahya menjelaskan Presiden Jokowi sempat menanyakan mengenai isu tersebut dalam pertemuan singkat itu.

"Kami menjelaskan situasinya, dan beliau memahami dengan baik," ujarnya.

Ia menegaskan pertemuan tersebut tidak bertujuan untuk membahas posisi di antara konflik dengan PKB, melainkan untuk memberikan klarifikasi dan mendiskusikan kerja sama ke depan.

Mengenai solusi terkait masalah yang disinggung, Yahya menegaskan hal tersebut adalah urusan internal NU.