JAKARTA - Kondisi bangunan Rumah Sakit (RS) Indonesia di Bait Lahiya, Gaza Utara, Paletina masih stabil. Namun, tersedianya sumber listrik menjadi persoalan utama di RS tersebut.
Ha itu dikatakan relawan organisasi kerelawanan medis Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) dr. Dany Kurniadi Ramdhan Sp.BS yang bertugas di RS itu dalam saluran video langsung dari Gaza Utara, Senin 12 Agustus.
“Setelah kami tinjau, secara umum yang paling membutuhkan perbaikan segera adalah sumber listrik,” ucapnya, dikutip dari Antara.
Dany menjelaskan sumber listrik RS Indonesia saat ini hanya berasal dari panel surya yang tersisa dan hanya dapat memproduksi 20 persen dari kapasitas maksimumnya, serta dari generator bensin yang pengoperasiannya amat tergantung dengan pengiriman bahan bakar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Ia mengatakan terbatasnya pasokan listrik amat berdampak pada kemampuan RS Indonesia memaksimalkan pelayanan bagi warga Palestina yang terluka akibat pengeboman Israel. Terlebih, pasokan obat-obatan, alat kesehatan, dan prostesis sudah sangat sedikit.
“Saat kami datang pun (pada 9 Agustus), kebetulan saat itu lampu mati saat tindakan operasi sedang berjalan. Akhirnya, operasi tersebut dilanjutkan meski pencahayaan hanya berasal dari lampu ponsel,” kata dokter spesialis bedah saraf itu.
Tidak stabilnya aliran listrik juga berpotensi merusak perangkat kesehatan yang masih digunakan. Padahal, tak sedikit perangkat medis di RS Indonesia, seperti peralatan CT-scan, USG, serta alat tes darah dan tes hepatitis, sudah rusak akibat serangan Israel.
Apalagi, pasukan Israel juga sempat menduduki RS Indonesia dan menjadikannya pangkalan militer.
BACA JUGA:
Sementara itu, Dany mengatakan bahwa kerusakan struktural di RS Indonesia tidak terlalu parah, bahkan usai dua lantai teratas bangunan rumah sakit tersebut terbakar akibat gempuran Israel.
“Secara struktural, gedungnya masih bagus, hanya memang ada beberapa bekas lubang dan kebakaran akibat roket dan ledakan yang harus diperbaiki,” kata dia.
Akses jalan ke RS Indonesia yang hancur dan terhalang bangkai kendaraan yang terbakar juga telah berangsur-angsur dibersihkan, ucap relawan MER-C itu.