JAKARTA - Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza menjadi harapan satu-satunya warga Palestina di Gaza utara di tengah meningkatnya serangan Israel ke daerah kantong tersebut, yang telah dibombardir tanpa henti sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.
Rumah Sakit Indonesia merupakan merupakan satu-satunya rumah sakit operasional yang tersisa di bagian utara Gaza. Banyaknya jumlah korban luka memaksa rumah sakit untuk bekerja 50 kali lipat melebihi kapasitasnya karena kekurangan pasokan medis dan bahan bakar.
Menurut pernyataan yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan, rumah sakit terpaksa mengambil keputusan serius dengan mematikan generator utama karena kekurangan bahan bakar yang ekstrim dan hanya mengandalkan generator kecil di bawahnya hanya untuk menjaga ICU tetap berjalan.
Tentara Israel pada Minggu mengatakan serangan daratnya di Jalur Gaza telah membagi wilayah Palestina menjadi dua, dan serangan "signifikan" terus berlanjut dalam perang melawan Hamas.
Pasukan Israel "telah mengepung Kota Gaza... Sekarang terdapat Gaza selatan dan Gaza utara," kata juru bicara militer Daniel Hagari.
Relawan organisasi kemanusiaan MER-C, Fikri Rofiul Haq, mengatakan banyak korban jiwa dan korban luka-luka yang dilarikan ke RS Indonesia karena rumah sakit tersebut merupakan satu-satunya rumah sakit dengan fasilitas yang cukup memadai di Gaza utara.
"RS Indonesia merupakan rumah sakit terbesar di Gaza utara, sehingga banyak korban luka-luka maupun meninggal dilarikan ke sini," kata Fikri saat dihubungi ANTARA.
Namun, RS Indonesia di Jalur Gaza saat ini sedang mengalami krisis energi akibat tidak adanya aliran listrik. RS itu kini hanya mengandalkan dua generator untuk menjalankan kegiatannya. Sayangnya, satu dari dua generator tersebut rusak, sedangkan satu generator yang masih berfungsi terkendala pasokan bahan bakar yang terbatas.
Terbatasnya bahan bakar disebabkan oleh blokade Israel yang membuat pasokannya tidak dapat masuk ke Jalur Gaza.
"RS Indonesia sebenarnya mempunyai panel surya, tetapi itu hanya bisa menyala siang hari dan kekuatan listriknya tidak bisa menghidupkan semua (peralatan rumah sakit), sehingga satu generator itu selalu menyala 24 jam," ucap Fikri.
Dia mengatakan saat ini ada lebih dari 2.000 orang yang mengungsi di RS Indonesia.
Setidaknya 1.300 lebih korban jiwa, 60-80 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan, telah dibawa ke RS itu dan lebih dari 4.000 korban luka-luka saat ini dirawat di sana.
BACA JUGA:
Fikri mengatakan jumlah korban luka-luka yang sangat banyak membuat mereka harus dirawat di lorong-lorong rumah sakit.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan konflik Palestina-Israel telah menewaskan lebih dari 10.800 orang, termasuk 9.227 warga Palestina. Pengepungan Jalur Gaza oleh Israel juga telah membuat pasokan kebutuhan pokok seperti makanan, air, dan obat-obatan semakin menipis.