JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin telah meminta Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk menahan diri merespons dugaan pembunuhan pemimpin Hamas oleh Israel. Putin menyarankan agar tidak melakukan serangan terhadap warga sipil Israel.
Pesan tersebut, menurut sumber senior Iran, disampaikan pada Senin oleh Sergei Shoigu,sekutu senior pemimpin Kremlin, dalam pertemuan dengan para pejabat tinggi Iran ketika Iran mempertimbangkan tanggapannya terhadap pembunuhan Ismail Haniyeh.
Teheran juga menekan Moskow untuk mengirimkan jet tempur Sukhoi Su-35 buatan Rusia, kata dua sumber Iran, yang mengetahui rahasia pertemuan di Teheran kepada Reuters, Selasa 6 Agustus.
Di Moskow, Kremlin tidak menanggapi permintaan komentar. Kantor berita RIA yang dikelola pemerintah melaporkan pada Selasa Shoigu mengatakan dia membahas pembunuhan Haniyeh dalam kunjungannya ke Teheran.
Kedua sumber yang mengetahui masalah ini tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai pembicaraan dengan Shoigu, yang pernah menjabat sebagai menteri pertahanan sebelum menjadi sekretaris dewan keamanan Rusia.
BACA JUGA:
Mereka mengatakan kunjungan Shoigu adalah salah satu dari beberapa cara yang digunakan Moskow untuk menyampaikan kepada Iran perlunya menahan diri dan pada saat yang sama mengutuk pembunuhan Haniyeh sebagai “pembunuhan yang sangat berbahaya”, dalam upaya untuk mencegah perang di Timur Tengah.
Timur Tengah, kata sumber tersebut, berada di ambang perang besar dan pihak-pihak yang berada di balik pembunuhan tersebut jelas-jelas berusaha memicu konflik tersebut.
Rusia membina hubungan yang lebih erat dengan Iran sejak awal perangnya dengan Ukraina dan mengatakan pihaknya sedang bersiap untuk menandatangani perjanjian kerja sama yang luas dengan Teheran.
Belum ada komentar langsung dari Kementerian Luar Negeri Iran. Pada Senin mereka mengatakan Teheran tidak berusaha meningkatkan ketegangan regional namun perlu menghukum Israel untuk mencegah ketidakstabilan lebih lanjut.