Bagikan:

JAKARTA - Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung selama setahun lebih, membuat sektor industri pariwisata yang menjadi salah satu andalan Myanmar terpukul hebat bersama dengan kegiatan ekonomi lainnya.

Kudeta 1 Februari memperparah kondisi ini, setelah para pekerja memilih mogok sebagai bentuk perlawanan dan penentangan terhadap kudeta militer. untuk itu, rezim militer Myanmar mencoba menggeliatkan kembali industri pariwisata mereka.

Akhir pekan lalu, rezim militer Myanmar menggelar seremoni peluncuran kembali program pariwisata Negeri Seribu Pagoda ini, media pemerintah melaporkan seperti dilansir Myanmar Now

Dihelat di Azura Beach Resort, salah satu resor terbesar di kawasan Pantai Chaung Thar, wilayah Ayeyarwady, seremoni ini dihadiri oleh Menteri Pariwisata rezim militer Myanmar Maung Maung Ohn, sebut surat kabar The Mirror

Menariknya, resort bintang 3 ini merupakan properti milik Aung Pyae Sone, putra dari pemimpin rezim militer Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing. Dilihat dari website azura-beach-resort-chaungtha.booked.net, resor ini memiliki beberapa kategori pilihan akomodasi dengan total jumlah kamar sebanyak 104. 

azura beach
Memiiliki beberapa pilihan akomodasi. (Sumber: azura-beach-resort-chaungtha.booked.net)

Mulai dari Bungalow Sea View, Royal Azura, Family Azura, Grand Deluxe dan Deluxe Double or Twin Room. Dilengkapi dengan kolam renang, lokasinya di bibir Pantai Chaung Thar.

Awal bulan ini, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap dua anak pemimpin rezim militer Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yakni Aung Pyae Sone dan putrinya Khin Thiri Thet Mon berserta dengan enam bisnis mereka.

Sanksi tersebut merupakan tanggapan Amerika Serikat atas aksi represif dan brutal rezim militer Myanmar terhadap pengunjuk rasa antikudeta 1 Februari, yang hingga Selasa 23 Maret telah menewaskan sedikitnya 260 orang. 

Tetapi kelompok hak asasi manusia mengatakan tindakan tersebut tidak cukup jauh dan telah menyerukan sanksi pada semua perusahaan milik militer, serta aturan untuk memaksa perusahaan minyak dan gas asing menghentikan pembiayaan rezim militer.

Justice For Myanmar, Kelompok aktivis hak asasi manusia, telah meminta situs pemesanan hotel untuk menghapus Azura Beach Resort dari daftar mereka.

azura beach
 Lokasi di bibir pantai. (Sumber: azura-beach-resort-chaungtha.booked.net)

Sejak ayahnya menjadi panglima tertinggi militer Myanmar pada tahun 2011, Aung Pyae Sone juga mendirikan perusahaan di bidang perdagangan, peralatan medis, konstruksi dan hiburan.

Dia memiliki perusahaan konstruksi Sky One serta A&M Mahar, perusahaan kesehatan dan kebugaran yang memperoleh izin bagi perusahaan farmasi asing untuk beroperasi di Myanmar.

Dia juga diberikan izin untuk menyewa tanah publik di People's Park di Yangon dengan harga jauh di bawah nilai pasarnya. Selain itu, Ia juga dikabarkan membayar kurang dari 17 kyat per kaki persegi untuk tanah tempat dia menjalankan Restoran Yangon dan Galeri Yangon. Sewa serupa di daerah itu menelan biaya hampir 4.000 kyat per kaki persegi.

Aung Pyae Sone juga menjalankan rumah sakit Kan Tharyar dekat Danau Inya di Yangon, dan dilaporkan sebagai pemegang saham terbesar di operator telekomunikasi Mytel, perusahaan patungan antara militer Myanmar dan Viettel yang dimiliki oleh tentara Vietnam.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.