JAKARTA - Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid menilai wajar jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan permohonan maaf menjelang masa jabatannya yang akan berakhir pada Oktober mendatang. Namun, menurutnya, yang terpenting adalah laporan pertanggung jawaban (LPJ) Jokowi selama menjadi presiden RI.
"Itu wajar menyampaikan permohonan maaf dan tentu masyarakat Indonesia memberikan maaf. Tapi selaku presiden itu ada laporan dan pertanggungjawaban kepada masyarakat Indonesia, terkait janji-janjinya, terkait kepercayaan yang sudah diembannya, terkait dengan mandat sudah sampai di mana," ujar Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 2 Agustus.
Menurut Wakil Ketua MPR itu, masyarakat pasti berharap ada bukti pelaksanaan dari janji janji Jokowi saat kampanye sebagai capres. Apalagi, kata Jazilul, presiden juga sama seperti pejabat negara lainnya, yakni mendapat gaji.
"Maka permohonan maaf selaku pribadi saya yakin masyarakat Indonesia akan memaafkan, tapi selaku presiden itu ada tempatnya untuk menyampaikan maaf dan pertanggung jawaban," kata Jazilul.
Jazilul juga menilai wajar jika presiden mendapatkan masukan, saran bahkan kritik dari masyarakat. Karena posisi presiden diberikan oleh masyarakat melalui pemilu.
Legislator dapil Jawa Timur itu juga menilai, banyak yang harus diperbaiki Jokowi di akhir masa jabatannya. Misalnya, janji pertumbuhan ekonomi yang belum terpenuhi, kemudian janji menegakkan demokrasi.
"Itu ada yang masih belum merasakan kepuasan itu (demokrasi, red), termasuk janji pindah ibukota, sampai hari ini juga belum kan? Jadi masih banyak," kata Jazilul.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memohon maaf atas segala salah dan khilaf dalam menjalankan amanah sebagai Presiden Indonesia, yang diungkapkan saat acara Dzikir dan Doa Kebangsaan di halaman Istana Merdeka, Jakarta.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi juga mengatasnamakan Wakil Presiden Ma'ruf Amin untuk memohon maaf di hadapan ribuan undangan pada acara pembuka yang memulai rangkaian kegiatan Bulan Kemerdekaan menjelang HUT ke-79 RI tersebut.
"Bapak Wakil Presiden, Bapak-Ibu sekalian, Saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air, dalam kesempatan yang baik ini, di hari pertama bulan Kemerdekaan, bulan Agustus, dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Profesor K.H. Ma'ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini, khususnya selama kami berdua menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia dan sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia," kata Presiden Jokowi dilansir ANTARA, Kamis, 1 Agustus.
Presiden menyadari sebagai manusia, ia dan Wapres Ma'ruf Amin tidak mungkin dapat menyenangkan semua pihak.
BACA JUGA:
Kepala Negara dan Wapres mengungkapkan keduanya tidak mungkin dapat memenuhi harapan semua pihak.
"Saya tidak sempurna, saya manusia biasa, kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Hanya milik Allah, Kerajaan Langit dan Bumi serta apapun yang ada di dalamnya. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu," kata Presiden Jokowi.