JAKARTA - Sabtu, 15 Februari, Sekretaris Kabinet Pramono Anung secara terus terang mengaku melarang Presiden Joko Widodo (Jokowi) datang berkunjung ke Kediri, Jawa Timur. Sebab, ada mitos yang beredar jika presiden berkunjung ke Kediri, dia bisa lengser.
Belakangan, Pramono mengklarifikasi dan mengaku ucapannya itu tidak serius atau hanya bergurau untuk menimpali sambutan pimpinan Ponpes Lirboyo, KH Kafabihi Mahrus. Bahkan, Pramono menyesal pernyataannya memicu anggapan yang menunjukkan Jokowi takut pergi ke Kediri.
"Berita itu, (pernyataan) saya kemudian di-framming kemana-mana, seolah Jokowi takut ke Kediri. Kan kita tahu sendiri, Pak Jokowi tidak takut kemana-mana. Mau ke mana saja, ke Afghanistan saja saya dampingi," kata Pram kepada wartawan di Kompleks Istana Parlemen, Senin, 17 Februari.
Pram --sapaan Pramono Anung-- membantah ketidakhadiran Jokowi di Kediri lantaran takut pada mitos yang disebut-sebut menumbangkan Presiden keempat RI Abdurrachman Wahid alias Gus Dur. Menurut Pramono, Jokowi tak hadir karena undangan memang hanya diperuntukkan bagi Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
"Pak Jokowi itu Presiden RI. Saya terus terang kaget jadinya liar banget. Ini bercanda dan menyampaikan Pak Jokowi tidak diundang. Semua orang gerr. Ramai (saat acara), ketawa," kata Pram.
Humor rendah
Pramono boleh saja mengatakan yang disampaikannya itu sebatas gurauan atau candaan belaka. Tapi, tidak bagi Pengamat politik dari Universitas Paramadina Jakarta, Hendri Satrio. Menurut Hendri, apa yang disampaikan Pramono ini tak elok dan bukanlah gurauan yang lucu.
Bagaimana pun, ucapan Pramono itu amat berpotensi menyinggung masyarakat yang berada di Kediri. Dan ketika candaan itu keluar dari mulut seorang yang menjabat Sekretaris Kabinet di dalam sebuah pemerintahan?
Maka, tak cukup bagi Pramono mengklarifikasi, kecuali ia juga meminta maaf kepada warga Kediri dan kerabat Gus Dur.
"Jadi walaupun bercanda, karena levelnya menteri dan itu menyangkut daerah yang masih dihuni oleh saudara-saudara kita, sebaiknya itu (gurauan) tidak perlu dilakukan lagi ... Sebaiknya Pramono serius minta maaf ke orang-orang Kediri untuk statmen itu," kata Hendri dihubungi VOI, Selasa, 18 Februari.
Diberitakan sebelumnya, Pramono bukan hanya menyebut dia yang melarang Jokowi datang ke Kediri. Dalam sambutannya itu, dia juga bercerita, saat masih menjabat, Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sempat berkunjung ke Kediri. Setelah kunjungan itu, terjadi gejolak di Ibu Kota hingga terjadi Gus Dur turun dari kursi presiden.
Pernyataan itu kemudian dibantah oleh mantan Juru Bicara Gus Dur, Adhie Massardi. Menurutnya, pelengseran Gus Dur tak ada hubungan dengan kunjungannya ke Kediri. Katanya, Gus Dur lengser karena konflik politik dengan wakilnya paa saat itu, Megawati Soekarnoputri yang sekarang jadi ketua umum PDIP, partai penguasa yang menguasai Pram secara politik. Ironi lain bagi humor Pram.
"Bohong. Enggak ada urusan dengan tempat yang dikunjungi. Pelengseran Gus Dur 100 persen akibat konflik politik dengan wakilnya," kata Adhie lewat akun Twitternya.