India <i>Lockdown</i> 21 Hari, Masalah <i>Panic Buying</i> Mencuat
Ilustrasi (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri India Narendra Modi mengambil langkah lockdown total demi melawan pandemi virus coronata atau COVID-19. Kebijakan diambil menyusul langkah China, Italia, serta banyak negara lain yang lebih dulu melakukan lockdown.

Di India, kebijakan tersebut bukan menyasar sisi ekonomi namun juga kehidupan sosial warganya. 

Lockdown di India mulai berlaku pada Selasa, 24 Maret, tengah malam waktu setempat menjelang pergantian hari Rabu, 25 Maret. Sebanyak 1,3 miliar penduduknya akan dikunci selama 21 hari. 

"Akan ada larangan total untuk keluar dari rumah," kata Modi dalam pidatonya dikutip BBC. "Seluruh negara akan dikunci, lockdown total."

Modi bilang untuk menyelamatkan setiap warga negaranya, maka orang-orang akan dikunci di tempat masing-masing. Sementara ia memperingatkan kepada warganya jika India tidak menangani lockdown 21 hari ini dengan baik, "Maka negara kita akan mundur 21 tahun," katanya. 

 

Memicu panic buying

Setelah pengumuman itu, warga India mulai mengerumuni toko-toko tempat kebutuhan pokok di ibu kota Delhi, dan kota-kota lain. Menurut sumber BBC, instruksi pemerintah di sana tidak jelas apakah orang akan diizinkan untuk membeli makanan dan keperluan lainnya selama lockdown atau tidak. Panic buying pun tak dapat dihindari lagi akibat kebijakan ini.

Di Delhi dan Mumbai seperti diwartakan BBC, orang-orang terlihat cemas dan takut kehabisan bahan pokok dengan cepat memadati toko-toko dan apotek. 

"Saya tidak pernah menyaksikan kekacauan seperti ini dalam hidup saya. Semua stok kami termasuk beras, tepung, roti, biskuit, minyak nabati, telah terjual habis," kata pemilik satu toko di distrik Shakarpur, Delhi dikutip Press Trust of India.  

Padahal Modi sudah memperingatkan, panic buying hanya akan menambah penyebaran penyakit. Pasalnya banyak orang akan berkerumum di satu tempat. Sementara itu ia memastikan bahwa pemerintah akan memastikan ketersediaan pasokan kebutuhan pokok. 

Sementara itu aparat kepolisian di kota-kota sibuk seperti Ghaziabad, terlihat sudah mulai berpatroli di jalan-jalan sambil menggunakan pengeras suara untuk mengimbau penduduk agar tetap di dalam rumah. 

Dalam kebijakan lockdown itu, pemerintah India melarang semua bisnis yang bukan keperluan pokok untuk beroperasi. Sekolah-sekolah dan universitas juga akan tetap tutup dan hampir semua pertemuan publik dilarang.

Implikasi dari kebijakan lockdown ini memang sangat besar. Bukan hanya menyasar ekonomi, namun juga kehidupan sosial warga India.  

India adalah negara di mana kehidupan berkomunitas adalah segalanya. Seperti pergi beribadah ke kuil, masjid atau gereja merupakan bagian penting dari kehidupan sehari-hari yang sulit untuk ditinggalkan.