JAKARTA — Kantor Perdana Menteri (PMO) Malaysia mengecam tindakan Meta Platform (Meta) yang sekali lagi menurunkan unggahan foto di Instagram pertemuan Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim dengan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Doha, Qatar, pada Mei 2024.
Divisi Media dan Komunikasi Strategis dari Kantor Perdana Menteri Malaysia mengatakan tindakan itu ternyata memperlihatkan diskriminasi terhadap situasi di Palestina dan pemimpin negara tersebut.
PMO Malaysia dalam pernyataannya tersebut menuntut penjelasan terkait hal itu, dan mendesak Meta memohon maaf.
PM Anwar Ibrahim melakukan pertemuan dengan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Qatar pada Mei lalu dan foto pertemuan itu dibagikan melalui akun media sosialnya, salah satunya di Instagram.
Dalam unggahan berbeda ia mengatakan pertemuan pada bulan Mei itu untuk membantu menemukan solusi damai atas konflik yang sedang berlangsung antara Israel dengan Palestina.
Anwar mengatakan menggunakan kesempatan itu untuk memohon kepada Ismail Haniyeh untuk mengindahkan seruan perdamaian, menerima solusi dua negara terhadap konflik Israel dan Palestina, dan melakukan pertukaran tahanan.
BACA JUGA:
Anwar mengatakan Malaysia menghargai kesediaan Hamas untuk melepaskan tahanan, terutama anak-anak dan perempuan, membebaskan semua tahanan dan menyetujui rencana perdamaian.
Hamas mengumumkan pada Rabu pagi Haniyeh tewas dalam serangan udara Israel di kediamannya di Ibu Kota Teheran, Iran.
Televisi pemerintah Iran juga melaporkan kematian Haniyeh, dengan menyatakan bahwa penyelidikan atas pembunuhan tersebut sedang berlangsung dan hasilnya akan segera diumumkan.