Bagikan:

JAKARTA - Aktivis Nahdlatul Ulama (NU), M. Solikhin menilai Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin lebih pantas menjadi Ketua Umum PBNU daripada Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). Alasannya, Cak Imin lebih Arif dan bijak dalam merespons persoalan ketimbang Gus Yahya. 

Hal itu disampaikan Solikhin menanggapi hubungan PBNU dan PKB yang akhir-akhir ini memanas pasca pembentukan Pansus Haji DPR.

Gus Yahya menilai, Pansus tersebut dibentuk untuk menyerang pribadi Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas yang juga adiknya.  

Justru menurutnya, sentimen pribadi terletak pada rencana Gus Yahya membentuk tim lima atau semacam Pansus untuk mengembalikan PKB ke pangkuan NU. 

"Saya juga baru tahu statement Gus Yahya yang menyatakan, 'Ini jangan-jangan Pansus haji adalah sentimen pribadi karena Kemenag-nya adalah adik saya'. Ini kan nalar berpikir yang menurut saya tidak masuk akal, kecuali pansus fraksi PKB itu sentimen," ujar Solikhin dalam diskusi yang diunggah channel Padasuka TV pada Selasa, 30 Juli. 

"Ini adalah pansus-nya DPR bukan pansus PKB. Seluruh fraksi terlibat, artinya itu adalah hak konstitusional daripada DPR yang memang harus mengawasi dan mengevaluasi perjalanannya. Apalagi itu ada indikasi korupsi, nah harusnya PBNU mendukung dong," sambungnya. 

Solikhin menilai, seharusnya Gus Yahya bisa menahan diri agar suasana kebatinan antara PBNU dan PKB tetap kondusif. Bukan sebaliknya, memantik ketidakharmonisan dengan pernyataan-pernyataan yang mengarah pada inkonsistensi. 

"Katanya Gus Yahya melanjutkan ideologi Gus Dur? Kalau melanjutkan ideologi Gus Dur harusnya ciptakanlah kondusifitas dan sikap kritis organisasi NU kepada pemerintah yang memang perlu diluruskan," kata Solikhin. 

Jika PBNU yang dipimpin Gus Yahya tidak memperbaiki hubungannya dengan PKB, Solikhin menilai, musyawarah luar biasa (MLB) PBNU bukan tidak mungkin akan terselenggara dalam waktu dekat. 

"Gus Yahya ini budaya tabayyunnya, silaturahmi, dan bangunan komunikasinya kurang. Ketika melihat situasi di bawah, ketika disharmonisasi dengan statement yang inkonsistensi maka sangat mungkin terjadi gerakan yang massif dari bawah untuk melakukan MLB. Apalagi KH Imam Jazuli sebagai inisiator MLB dari Cirebon sudah tampil di Jakarta bersama KH Marzuki Mustamar dan juga Gus Salam. Itu sebuah simbol bahwa mereka akan menyinari gerakan dari bawah ketika Gus Yahya tidak segera mengakhiri untuk membangun harmonisasi dengan PKB," jelasnya. 

"Karena kalau saya menilai pergerakan akan massif ketika Gus Ketum (PBNU) dan Sekjen tidak membangun kerangka hubungan yang baik dengan siapapun termasuk PKB," tambahnya. 

Karena itu, Solikhin menilai, Cak Imin lebih pantas jadi ketua PBNU ketimbang Gus Yahya. Dia pun mengungkit momen Cak Ini disindir Gus Yahya saat maju menjadi cawapres pada Pilpres lalu. Kata Solikhin, Cak Imin hanya tersenyum dan tertawa menanggapi candaan nan menyakitkan dari Gus Yahya. 

"Gus Yahya menyatakan di haul KH Munawir, dia menyatakan baru kali ini gus Muhaimin hadir sebagai cawapres walaupun belum tentu menang. Itu kan sebenarnya candaan, candaan tapi sangat menyakitkan. Tapi apa respons Ketum PKB? Respons dengan senyum, ketawa, itu berarti dewasa, ya mungkin jam terbang ya," ucapnya. 

"Menurut saya, Gus Muhaimin lebih pantas jadi ketua PBNU, karena lebih Arif dan bijak. Justru yang mewarisi ideologi perjuangan Gusdur adalah Gus Muhaimin," kata Solikhin.