JAKARTA - Nama Anies Baswedan melambung dalam survei keterpilihan calon presiden dalam Pemilu 2024 di kalangan pemilih muda. Survei ini digelar oleh Indikator Politik Indonesia.
Pengamat politik dari Indo Barometer Muhammad Qodari menganggap Anies berpotensi besar menjadi calon presiden. Lagipula, sudah sejak awal nama Anies santer dikabarkan akan maju dalam pemilihan presiden.
"Proses naiknya nama Anies mulai dari kemenangannya di Pilkada DKI. Namanya naik karena ada isu penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama, didukung oleh kelompok 212," kata Qodari kepada wartawan, Selasa, 23 Maret.
Kemudian, melihat keterkaitan dengan isu tersebut, Anies akan dikelilingi oleh calon partai pengusung seperti PKS, Golkar, Nasdem, dan partai lainnya.
"Kenapa Anies? karena Anies surveinya yang paling potensial bertahan sampai dengan masa pendaftaran agustus 2023 mendatang," ujarnya.
Dalam survei Indikator Politik, Anies menempati urutan tertinggi dalam survei capres dengan perolehan 15,2 persen. Di bawahnya, ada nama Ganjar Pranowo dengan 13,7 persen responden.
Ridwan Kamil dipilih 10,2 persen responden. Menyusul, Sandiaga Uno dipilih 9,8 persen. Lalu di urutan kelima, barulah Prabowo dipilih sebanyak 9,5 persen responden.
BACA JUGA:
Menurut Qodari, kandidat kuat yang akan melawan Anies adalah Prabowo Subianto. Meskipun nama Prabowo berada di urutan kelima dalam survei keterpilihan pemilih muda, nama Prabowo paling tinggi di sejumlah survei lain seperti dalam survei Parameter Politik Indonesia dan Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Lagipula, kata Qodari, nama Prabowo paling berpotensi kembali diusung oleh Partai Gerindra dibanding dengan kader partai lain. Kemudian, Prabowo juga telah menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
"Pak Prabowo pasti maju Pilpres 2024 karena partai Gerindra kursinya besar, tinggal mendapatkan koalisi tambahan satu partai yang kursinya menengah, memenuhi syarat untuk maju," jelas Qodari.
"Kemungkinan besar, koalisinya partai nasionalis seperti Gerindra dan PDIP. Karena partai nasionalis, maka mereka maunya bersama dengan partai islam tradisional seperti PKB dan partai Islam modernis seperti PAN," tambahnya.
Sementara menurut Qodari, jika disandingkan dengan nama Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil, kedua nama ini memiliki peluang lebih kecil dari Anies dan Prabowo.
Namun, menurut dia, elektabilitas Ganjar dan Ridwan Kamil akan menurun. Sebab, nama Ganjar dan Ridwan Kamil meroket karena mereka merupakan kepala daerah yang tengah menangani pandemi COVID-19.
"Memang di survei Indikator Politik ada nama Ganjar dan Ridwan Kamil. Tapi, ada kemungkinan juga nama ini menurun surveinya ketika masalah COVID-19 sudah relatif selesai dengan adanya vaksinasi," ucap Qodari.
Sementara, satu-satunya kepala daerah yang masih konsisten mendapat panggung pemberitaan adalah Anies. Sebab, Anies menjadi kepala daerah yang menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian.
"Satu-satunya gubernur yang pemberitaannya konsisten tinggi dan masif itu, baik ada COVID-19 maupun tidak ada, hanyalah Anies. Sebab, kebijakan yang diputuskan di Jakarta berdampak terhadap banyak warga di daerah lain," pungkasnya.