Bagikan:

JAKARTA - Polisi Pakistan menangkap dua ajudan mantan perdana menteri Imran Khan dalam penggerebekan di sekretariat partainya.

Rombongan polisi menutup sekretariat di Islamabad dan menahan penjabat ketua partai Gohar Khan dan sekretaris Rauf Hasan, kata juru bicara partai Zulfikar Bukhari kepada Reuters, Senin, 22 Juli.

Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) yang dipimpinnya kemudian mengatakan penjabat ketuanya telah dibebaskan tak lama setelah ditahan.

Namun, Kementerian Dalam Negeri Pakistan mengidentifikasi para ajudan yang ditahan sebagai Hasan dan Ahmad Waqas Janjua, koordinator partai tersebut untuk liputan media internasional. Kementerian tidak menyebut Gohar Khan dalam pernyataannya.

Kementerian mengatakan kedua pria yang ditahan itu sedang diselidiki namun tidak mengatakan apakah mereka telah didakwa.

PTI mengatakan pada akhir pekan Janjua dijemput oleh polisi dari rumahnya di Islamabad.

Kementerian juga mengatakan sayap media digital sekretariat telah digerebek oleh polisi dan Badan Investigasi Federal (FIA).

“PTI terlibat dalam propaganda anti-negara,” kata pernyataan kementerian tersebut.

Partai tersebut membantah tuduhan tersebut.

Mantan perdana menteri Khan sudah dipenjara selama sekitar satu tahun, meskipun keempat hukuman yang dijatuhkan kepadanya menjelang pemilihan parlemen pada Februari telah ditangguhkan atau dibatalkan.

Setelah dibebaskan dari empat hukuman terakhir, pihak berwenang menangkap kembali Khan dan istrinya dalam kasus korupsi lama atas tuduhan menjual hadiah negara secara tidak sah. Ia juga menghadapi tuduhan menghasut para pendukungnya untuk menyerang instalasi militer tahun lalu.

Khan membantah semua tuduhan terhadapnya.

Partainya mendapatkan jumlah kursi terbanyak di parlemen pada pemilu Februari meskipun partai yang mendukung Khan mengatakan tindakan keras yang didukung militer bertujuan untuk menjauhkannya dari kekuasaan.

Partai ini juga memenangkan hampir dua lusin kursi parlemen tambahan dalam keputusan pengadilan pekan lalu.

Khan menyalahkan pemberhentiannya pada tahun 2022 sebagai hasil mosi tidak percaya pada para jenderal militer Pakistan yang berkuasa setelah ia berselisih dengan mereka. Tuduhan ini dibantah militer.