Polisi Pakistan Tangkap Puluhan Pendukung Mantan PM Imran Khan
Mantan PM Pakistan Imran Khan. (Twitter/@ImranKhanPTI)

Bagikan:

JAKARTA - Polisi Pakistan menangkap puluhan pendukung dan ajudan mantan Perdana Menteri Imran Khan dalam sebuah penggerebekan di dua kota, bagian dari tindakan keras terhadap mereka yang terlibat dalam bentrokan baru-baru ini dengan aparat keamanan, partai Khan dan polisi mengatakan pada Hari Senin.

Para pendukung partai Khan, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), bentrok dengan polisi di Kota Lahore pekan lalu ketika mereka berusaha menangkapnya di rumahnya, dan kemudian dengan polisi di Islamabad ketika ia tiba untuk hadir di pengadilan pada Hari Sabtu.

"Sekitar 285 pendukung PTI telah ditangkap di Lahore dan Islamabad. Rumah-rumah semua pemimpin utama digerebek oleh polisi tadi malam," kata ajudan Khan, Fawad Chaudhry, kepada Reuters, seperti dilansir 20 Maret.

Sementara itu, polisi di Lahore dan Islamabad mengonfirmasi penggerebekan serta penangkapan para pekerja PTI yang dinilai terlibat dalam bentrokan dengan polisi dan pembakaran.

"Polisi menggerebek rumah-rumah tersebut karena tujuh kasus dengan berbagai tuduhan, termasuk terorisme, telah dikenakan terhadap para pemimpin dan pekerja," terang kepala polisi Lahore Bilal Kamiana kepada Reuters, merujuk pada bentrokan dengan polisi.

Diterangkan olehnya, sekitar 125 aktivis telah ditangkap di Lahore, termasuk beberapa di antaranya pada minggu lalu.

Di Islamabad, seorang juru bicara polisi mengatakan, sekitar 198 pendukung PTI telah ditangkap sehubungan dengan pembakaran dan serangan terhadap polisi yang menyebabkan 58 orang terluka dan lebih dari selusin kendaraan, termasuk beberapa mobil polisi, dibakar.

Lebih banyak penggerebekan sedang dilakukan, kata juru bicara tersebut.

Dia mengatakan, polisi juga telah pergi ke rumah seorang senator PTI yang sedang menjabat, Shibli Faraz, dengan membawa surat perintah penggeledahan, tetapi senator tersebut tidak ada di rumah.

Diketahui, menjabat sebagai perdana menteri dari tahun 2018 hingga 2022, Khan digulingkan melalui pemungutan suara di parlemen. Sejak saat itu ia telah menuntut pemilihan cepat dan mengadakan aksi protes di seluruh negeri untuk menekan kasusnya.

Penggantinya sebagai perdana menteri, Shehbaz Sharif, telah menolak permintaannya dan mengatakan bahwa pemilu akan diadakan sesuai jadwal, yakni akhir tahun ini.

Khan (70) sendiri sedang menghadapi beberapa kasus hukum, termasuk salah satu yang mendorong upaya penangkapannya yang gagal pada Hari Selasa pekan lalu, setelah pengadilan mengeluarkan surat perintah penangkapannya karena tidak hadir di pengadilan.

Bentrokan antara para pendukung Khan dan pasukan keamanan, telah membawa babak baru kekacauan politik di Pakistan, yang berada di tengah-tengah krisis ekonomi yang melumpuhkan.

Khan mengatakan, pemerintah dan militer yang berkuasa berusaha untuk mencegah dirinya mengikuti pemilihan umum berikutnya, yang dijadwalkan pada bulan November. Sementara, baik pemerintah maupun militer menyangkal hal ini.

Jika terbukti bersalah dalam sebuah kasus, Khan dapat menghadapi diskualifikasi dari pemungutan suara.

Menjadi sosok yang dikenang oleh banyak orang karena kesuksesannya sebagai pemain kriket dan kemudian karena kegiatan amal, Khan memenangkan banyak dukungan di antara para pemilih dengan kebijakan-kebijakannya yang konservatif dan nasionalis.