JAKARTA - Presiden Tunisia Kais Saied, yang menjabat sejak 2019, mengumumkan pencalonannya untuk masa jabatan kedua, dengan masa pemilihan presiden berikutnya di Tunisia akan berlangsung pada 6 Oktober 2024.
"Saya secara resmi mengumumkan pencalonan saya untuk pemilihan presiden 6 Oktober guna melanjutkan perjuangan dalam pertempuran demi pembebasan nasional," kata Saied dalam rilis video kantor pemerintahannya dilansir ANTARA dari Sputnik-OANA, Sabtu, 20 Juli.
Pada 25 Juli 2021, Saied memberhentikan pemerintah dan menangguhkan parlemen di tengah latar belakang protes massal terhadap parlemen dan partai Islam Tunisia Ennahda, yang disebabkan oleh memburuknya kondisi kehidupan masyarakat.
Pada Maret 2022, presiden membubarkan parlemen, dengan alasan ia melakukannya "untuk melindungi pemerintah dan lembaganya."
Pemilihan parlemen awal diadakan di Tunisia antara Desember 2022 dan Januari 2023.
Tingkat partisipasi pemilih hanya 11 persen dan oposisi memboikot pemilihan tersebut.
BACA JUGA:
Pada Juli 2022, oposisi juga memboikot referendum tentang amandemen konstitusi, sementara 94,6 persen memilih mendukung rancangan konstitusi baru Tunisia, dengan tingkat partisipasi pemilih hanya 27 persen.
Amandemen konstitusi di negara itu telah memberi kepala negara kekuasaan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan konstitusi 2014.