Bagikan:

JABAR - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur mengganti label yang terpasang di rumah warga penerima bantuan sosial dari pemerintah pusat yang semula 'keluarga miskin' menjadi 'keluarga prasejahtera' karena berbagai pertimbangan.

Sekretaris Dinas Sosial (Dinsos) Cianjur Yudi Suhartoyo mengatakan selama ini kata miskin bagi penerima bantuan sosial dinilai terlalu kasar dan merendahkan penerima, sehingga disesuaikan dengan kearifan lokal.

"Sesuai dengan kearifan lokal, istilah keluarga prasejahtera dipakai untuk warga penerima bantuan sosial dari pemerintah pusat seperti Bantuan Langsung Tunai, Program Keluarga Harapan, Bantuan Pangan Non Tunai atau bantuan dari Dana Desa," katanya di Cianjur Rabu 17 Juli, disitat Antara.

Sehingga pertengahan tahun ini, label tulisan keluarga miskin yang terpampang di rumah warga penerima manfaat diganti dengan tulisan keluarga prasejahtera, namun kebijakan tersebut dikembalikan pada musyawarah di seluruh wilayah Cianjur.

Dia menjelaskan dengan pergantian istilah tersebut, bantuan sosial menjadi lebih tepat sasaran karena fakta di lapangan banyak masyarakat yang sudah berkecukupan tetapi masih menerima bantuan sosial.

"Seiring dipasangnya label tersebut di setiap rumah dapat menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat yang merasa mampu tidak menerima bantuan yang bukan haknya, sehingga memberikan kesempatan pada warga yang benar-benar prasejahtera," katanya.

Bahkan pihaknya telah menyosialisasikan pergantian label tersebut ke aparat kecamatan dan desa di seluruh wilayah Cianjur, sehingga pergantian dapat dilakukan di pertengahan tahun saat penyaluran bantuan dari pemerintah pusat dilakukan.

"Kami minta sosialisasi sudah menyeluruh bagi warga penerima bantuan hingga ke pelosok sehingga nanti label tersebut akan terpasang di dinding rumah penerima manfaat," katanya.

Pihaknya mencatat lebih dari 250 ribu kepala keluarga di Cianjur penerima bantuan sosial dari pemerintah pusat mulai dari BNT, PKH, BPNT dan DD setiap tahunnya, data tersebut terus diperbaiki seiring tingginya keluarga prasejahtera yang dapat bangkit menjadi keluarga sejahtera.

"Berbagai program dilakukan pemerintah daerah secara keroyokan, guna memperkecil angka keluarga prasejahtera di Cianjur, termasuk memberikan pelatihan dan pendampingan agar mereka dapat menjadi pelaku UMKM dengan produk unggulan," katanya.