JAKARTA - Tim peneliti dari Universitas Cornell mengusulkan disain sistem pengelolaan limbah pakaian luar angkasa yang akan mendaur ulang urin menjadi air minum.
Usulan ini telah diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Space Technologies dan mendalilkan bahwa sistem ini bertujuan untuk mencapai 75% pemulihan air (dengan tingkat pengumpulan urin 85%) sambil mengonsumsi kurang dari 10 persen energi unit mobilitas ekstravehicular.
Melalui penggunaan osmosis maju dan mundur, sistem baru ini diharapkan dapat menyaring urin yang terkumpul, memisahkan semua kontaminan dari cairan dan meninggalkan air yang kemudian dapat diserap kembali.
Sistem yang diusulkan ini diharapkan menjadi keuntungan besar bagi para astronot yang melakukan aktivitas luar angkasa dalam waktu lama. Apalagi hanya ada sedikit air minum yang dapat disimpan dalam pakaian antariksa.
BACA JUGA:
Selain hal di atas, sistem ini diharapkan juga dapat membantu dalam menjaga kebersihan. Pasalnya, para astronot saat ini harus bergantung pada pakaian dengan daya serap maksimum (MAG), yang pada dasarnya adalah “popok dewasa dengan daya serap tinggi”.
“Meskipun kemampuannya menyerap limbah sesuai dengan persyaratan, dampak buruk MAG terhadap kesehatan dan kenyamanan astronot telah banyak didokumentasikan. Para peneliti menjelaskan, sambil mencatat bahwa “astronot sering kali mengurangi porsi makan atau mengikuti diet rendah residu selama beberapa hari sebelum EVA untuk menghindari penggunaan MAG, yang dapat mengurangi kinerja mereka selama berjalan di luar angkasa yang menuntut fisik" dikutip dari tulisan jurnal Frontiers.