Bagikan:

JAKARTA -  Mabes Polri tak banyak berkomentar perihal pengakuan Pegi Setiawan yang mendapat penyiksaan atau tindak kekerasan dari penyidik di tahap awal penanganan kasus dugaan pembunuhan Vina dan Eky Cirebon.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko hanya menyebut bila yang bisa disampaikannya sejauh ini hanya seputar mencermati putusan pengadilan terkait praperadilan.

"Ya tentu sejauh ini itu yang bisa kami sampaikan ya, yang kami dapat jelaskan," ujar Trunoyudo Wisnu Andiko kepada wartawan dikutip Jumat, 12 Juli.

Putusan praperdilan yang diterbikan Pengadilan Negeri Bandung yakni mengabulkan gugatan Pegi Setiawan. Sehingga, status tersangka yang sempat disandangnya batal demi hukum.

"Tentunya menghargai apa yg menjadi hasil keputusan tersebut. Tindak lanjutnya telah ditindaklanjuti ya, kemudian selanjutnya tentu mencermati dan kemudian mempelajari apa yang menjadi putusan tersebut," kata Trunoyudo.

Pegi Setiawan diketahui sempat menyampaikan bila menerima perlakuan kasar dari penyidik di awal proses pemeriksaan kasus dugaan pembunuhan Vina dan Eky Cirebon. Tak hanya dipukul, penyidik disebut sempat memasukan kepalanya ke plastik kresek.

Pengakuan itu disampaikan Pegi usai bebas dari penahanan seiring gugatan praperadilan soal penetapannya sebagai tersangka dikabulkan.

Bermula saat Pegi Setiawan menceritakan diperlakukan kasar oleh penyidik usai ditangkap. Caci maki hingga pukulan sempat dialaminya.

"Ada pemukulan tersebut," ujar Pegi dikutip Selasa, 9 Juli.

Perlakuan kasar penyidik itupun mulai berkurang ketika para kuasa hukum mulai mendampinginya.

Tapi, Pegi ingat betul kekerasan terakhir kali yang dilakukan penyidik terhadapnya. Kala itu, wajahnya dimasukan ke dalam kantong kresek.

Hal itu menyebabkan ia sulit bernafas. Beruntung, aksi yang dilakukan penyidik tersebut tidak berlangsung lama.

"Ada itu sempat dari penyidik yang masukin saya ke kresek, ke muka saya hampir cuma nggak lama, saya nggak bisa nafas itu. Saya berusaha berontak, mereka nggak lama terus mereka buka lagi," sebut Pegi menceritakan kondisi saat itu.