Bagikan:

JAKARTA - Negara-negara Uni Eropa (UE) memberikan teguran kepada Hungaria menyusul kunjungan Perdana Menteri (PM) Viktor Orban ke Rusia dan Beijing.

Hungaria diketahui menjabat Kepresidenan Dewan UE yang salah satu tugasnya memperkuat kebijakan pertahanan UE. Posisi itu diemban Hungaria sesuai masa jabatan selama enam bulan hingga 31 Desember 2024.

“Belum pernah terjadi sebelumnya bahwa kepresidenan mendapat teguran sedemikian rupa dari semua pihak lainnya," kata seorang diplomat senior UE, dikutip dari Politico, Kamis 11 Juli.

Dia melanjutkan, kunjungan itu membuat kepercayaan negara-negara UE terhadap Hungaria meluntur. Dia memandang menyambangi Rusia dan China sama sekali tidak berdampak pada UE.

"Tindakan Orban tidak menguntungkan UE atau perdamaian,” tuturnya.

Sejumlah duta besar negara anggota UE memperingatkan akan adanya konsekuensi jika PM Hungaria kembali bertindak seperti mengunjungi Rusia dan China tak lama setelah negara itu menjabat Kepresidenan Dewan UE pada 1 Juli.

"Mengubah urutan kepresidenan atau memperpendek masa jabatan Hongaria dari enam bulan sebagai pemimpin UE mungkin merupakan pilihan pada satu titik, tetapi sekarang secara hukum sulit dilakukan karena masa jabatan kepresidenan sedang berlangsung,” kata pejabat UE tersebut.

Diplomat UE lain mengatakan, UE sebenarnya telah memberikan "kartu kuning" kepada Hungaria pada pertemuan Komite Perwakilan Tetap pada 10 Juli lalu.

PM Hungaria Viktor Orban diketahui mengunjungi Moskow untuk membahas cara menyelesaikan konflik di Ukraina dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin pada 5 Juli.

Orban lebih dahulu melakukan perjalanan ke Kiev untuk bertemu Presiden Ukraina Vladimir Zelensky demi memuluskan rencananya mendamaikan peperangan pada 2 Juli.

Selepasnya, Orban terbang ke Beijing bertemu Presiden China Xi Jinping bertukar pandangan mengenai prospek penyelesaian krisis Ukraina.