Bagikan:

JAKARTA - Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya mengatakan kepada wartawan, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menunjukkan standar ganda dalam reaksinya terhadap insiden terbaru di mana sebuah rudal menghantam sebuah rumah sakit di Kyiv.

"Saya mengunjungi Sekjen PBB setelah peristiwa itu dan memberinya kutipan yang sama dengan yang saya bacakan kepada Anda, mengatakan kepadanya ini jelas merupakan standar ganda, ketika wilayah Rusia diserang, dan objek sipil diserang, reaksinya sangat lemah. Namun, ketika sesuatu terjadi di Ukraina, Sekjen PBB dan juru bicaranya bergegas mengutuk Rusia saat itu juga," kata Dubes Nebenzya saat menjawab pertanyaan wartawan, melansir TASS 10 Juli.

Rusia melancarkan serangan udara ke wilayah ibu kota Kyiv dan sejumlah kota Ukraina lainnya pada Senin siang. Salah satu rudal dikatakan otoritas setempat menghantam rumah sakit anak-anak utama di Gaza.

Menanggapi itu, Sekjen PBB melalui juru bicaranya Stéphane Dujarric de la Rivière mengatakan dalam pernyataan di situs PBB, mengutuk serangan rudal Federasi Rusia yang menghantam perumahan dan infrastruktur sipil di seluruh Ukraina, termasuk di Kota Kyiv, Kryvyi Rih, Dnipro dan Pokrovsk.

"Insiden di mana rudal menghantam Rumah Sakit Khusus Anak Nasional Okhmatdyt di Kyiv, fasilitas pediatri terbesar di Ukraina, dan di fasilitas medis lain di distrik Dniprovsky di ibu kota, sangat mengejutkan," katanya.

"Mengarahkan serangan terhadap warga sipil dan objek sipil dilarang oleh hukum humaniter internasional, dan serangan semacam itu tidak dapat diterima dan harus segera diakhiri," tandasnya.

Sementara itu, tim penyelamat mengakhiri operasi di rumah sakit anak-anak pada Selasa pagi. Di tempat lain di ibu kota Ukraina, lima jenazah ditemukan dari reruntuhan bangunan tempat tinggal tempat 12 orang tewas, kata Wali Kota Vitali Klitschko, dikutip dari Reuters.

Jumlah korban tewas mencapai 33 di Kyiv dan 11 di wilayah Dnipropetrovsk, kata pejabat, sehingga totalnya menjadi 44 jiwa.

Terpisah, kantor Kejaksaan di Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag mengatakan tim penyelidik mengunjungi lokasi serangan rumah sakit pada Hari Selasa, memperingatkan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas serangan terhadap objek sipil dapat dituntut.

Di Jenewa, Tarik Jasarevic dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pemogokan di rumah sakit itu merupakan satu dari 1.882 serangan terhadap layanan kesehatan di Ukraina yang telah menewaskan total 150 orang dalam konflik yang telah berlangsung lebih dari dua tahun.