Bagikan:

JAKARTA - Dalam dunia pers dan hukum, nama Drs. Kamsul Hasan, SH., MH., adalah sosok yang tak asing. Pribadi yang selalu menghadirkan kebaikan, kehangatan, dan kepakaran di setiap langkahnya. Kamsul Hasan bukan hanya seorang ahli hukum pers yang disegani, tetapi juga teman, mentor, dan panutan bagi banyak orang. Kenangan indah tentangnya akan selalu hidup dalam hati mereka yang pernah mengenalnya.

Kamsul Hasan adalah orang baik yang tidak pernah marah. Sikap tenangnya membuat setiap orang merasa nyaman di sekitarnya. Kebaikan hatinya tercermin dalam kebiasaannya yang suka berbagi ilmu. Ia selalu siap berbagi pengetahuan dan pengalaman, terutama dalam bidang hukum pers yang sangat dikuasainya. Baginya, berbagi adalah cara terbaik untuk menumbuhkan generasi penerus yang lebih baik.

Salah satu kenangan yang tak terlupakan adalah ketika Kamsul Hasan mengajak teman-temannya naik kereta dari Jakarta ke Cirebon hanya untuk makan nasi jamblang. Perjalanan yang tampaknya sederhana ini menunjukkan betapa ia menghargai kebersamaan dan kebahagiaan dalam hal-hal kecil. Ia bukan hanya mengajak, tetapi juga mentraktir makan. Hampir semua tempat makan di Jakarta pernah dikunjunginya untuk mentraktir teman-temannya, menunjukkan kemurahan hatinya yang luar biasa.

Keluarga almarhum Kamsul Hasan menaburkan bunga di atas pusara. (IST)
Keluarga almarhum Kamsul Hasan menaburkan bunga di atas pusara. (IST)

Dalam dunia pers, Kamsul Hasan adalah mentor yang selalu siap membantu. Ia adalah orang yang pertama kali mengajak banyak orang masuk ke dalam kepengurusan PWI Jaya, mendorong untuk mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW), dan mengajak untuk ikut berbagai pelatihan terkait hukum pers. Ia selalu menjadi teman diskusi yang setia, tempat bertanya ketika ada persoalan terkait pemberitaan. Keteguhannya dalam membela wartawan tercermin dalam jabatannya sebagai Ketua Bidang Advokasi dan Pembelaan Wartawan di PWI, serta Ketua Umum Lembaga Konsultan Bantuan dan Penegakan Hukum (LKBPH) PWI Pusat.

Sebagai seseorang yang pernah bekerja bersama Kamsul Hasan semasa di PWI Jaya dan LKBPH saya memiliki banyak kenangan pribadi yang begitu berarti. Saya masih ingat ketika pertama kali dia mengajak saya bergabung dalam kepengurusan PWI Jaya. Sebagai wartawan muda saat itu, saya merasa sangat terbantu dan termotivasi oleh ajakannya. Kamsul selalu mendorong saya untuk mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dan berbagai pelatihan terkait hukum pers. Tak jarang, kami menghabiskan waktu berjam-jam berdiskusi tentang berbagai isu hukum yang kompleks, di mana dia selalu memberikan pandangan yang bijak dan mendalam.

Kamsul Hasan juga lama bekerja di Harian Poskota dan aktif sebagai tenaga ahli di Dewan Pers. Pendidikan Sarjana Komunikasi dari Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta serta Sarjana Hukum dan Magister Hukum dari STIH Iblam Jakarta menjadi dasar kuat bagi kepakarannya dalam hukum pers.

Kamsul Hsan saat mengahdiri acara Hari Pers Nasional  2024. (IST)
Kamsul Hsan saat mengahdiri acara Hari Pers Nasional 2024. (IST)

Terakhir Kamsul Hasan juga sebagai Ombudsman di VOI, tempat saya bekerja. Perannya sangat krusial, terutama ketika VOI menghadapi somasi atau laporan terkait pemberitaan. Dalam setiap situasi seperti itu, Kamsul selalu memberikan masukan yang konstruktif dan bijaksana. Dia membantu kami memahami persoalan hukum dengan jelas dan memberikan solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah tanpa mengorbankan integritas jurnalistik kami. Kehadirannya memberikan rasa aman dan kepercayaan bahwa setiap langkah yang kami ambil berada di jalur yang benar.

Jenazah Drs. Kamsul Hasan, SH., MH., dimakamkan di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan pada Rabu, 10 Juli, Pukul 10.00 WIB. Meskipun ia telah berpulang, kenangan dan ilmu yang telah dibagikannya akan selalu hidup dalam hati kita semua. Kepergiannya adalah kehilangan besar, namun warisan kebaikan dan pengetahuannya akan terus menyinari dunia pers dan hukum di Indonesia.

Selamat jalan, Kamsul Hasan. Semoga husnul khotimah, diampuni segala dosa dan diterima semua amal dan ibadah semasa hidup di dunia.  (Iqbal Irsyad)