JAKARTA - Banjir di Bangladesh menyapu rumah-rumah dan menutup sekolah. Banjir menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi.
Hujan lebat diprediksi masih akan terjadi beberapa hari ke depan yang dapat memperburuk situasi.
Sekitar 40.000 orang mengungsi di tempat penampungan pemerintah dan lebih dari 600 tim medis telah dibentuk untuk merawat korban banjir.
Tayangan televisi menunjukkan jalan-jalan yang terendam banjir, jembatan dan bendungan rusak, serta warga desa yang mengarungi air setinggi lutut. Para petani juga harus menyelamatkan ternak dari air yang mengalir deras.
“Warga Bangladesh terbiasa dengan banjir, namun air naik begitu tinggi dan cepat di daerah dataran rendah sehingga masyarakat terpaksa berlindung pada apa pun, bahkan rakit yang terbuat dari pohon pisang,” kata Liakath Ali, kepala program perubahan iklim BRAC dilansir Reuters, Selasa, 9 Juli.
Badan meteorologi setempat memprakirakan hujan akan terjadi di wilayah tengah dan selatan, namun meluapnya sungai Brahmaputra diperkirakan akan surut dalam beberapa hari ke depan.
“Hujan deras di wilayah hulu India berarti penderitaan masih jauh dari selesai. Kami telah mengambil tindakan untuk mengatasi situasi ini,” kata Rezwanul Rahman, kepala departemen manajemen bencana Bangladesh.
BACA JUGA:
Hujan monsun musiman, yang dimulai pada akhir Mei memicu banjir besar di India dan negara tetangga Bangladesh dalam beberapa tahun terakhir.
Air banjir mulai surut di Assam, India, yang terletak di utara Bangladesh, kata pihak berwenang.
Selama 24 jam terakhir, enam orang tewas akibat hujan dan insiden terkait banjir, sehingga jumlah korban tewas di negara bagian tersebut menjadi 72 orang sejak Mei.