Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata secara pribadi mengakui telah gagal memberantas praktik rasuah. Padahal dia sudah delapan tahun menjabat sebagai pimpinan.

Hal ini disampaikan Alexander saat mengikuti rapat kerja antara KPK dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada hari ini, Senin, 1 Juli. Awalnya dia sempat menyinggung soal ego sektoral aparat penegak hukum lain sehingga fungsi koordinasi dan supervisi tak berjalan dengan baik.

“Ego sektoral masih ada, masih ada,” kata Alexander dalam rapat tersebut yang dikutip dari tayangan YouTube DPR RI.

“Kalau kami menangkap teman-teman jaksa, misalnya, tiba-tiba dari pihak kejaksaan menutup pintu koordinasi dan supervisi. Sulit. Mungkin juga dengan kepolisian,” sambungnya.

Alexander menyebut kondisi ini membuat pemberantasan korupsi semakin sulit dilakukan. “Dan saya harus mengakui secara pribadi delapan tahun ditanya, ‘apakah Pak Alex berhasil?’, saya tidak akan sungkan juga (menjawab, red) saya gagal memberantas korupsi bapak ibu sekalian. Gagal,” tegasnya.

Alexander kemudian menyinggung kegagalan ini bisa terlihat dari indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia yang tak menunjukkan perbaikan. Setelah sempat naik ke angka 40, kini penurunan kembali terjadi di angka 34.

“Artinya apa, ya, upaya-upaya untuk memberantas korupsi itu tidak dilakukan atau tidak diikuti oleh lembaga-lembaga yang lain. Ini yang kami potret. Tidak ada perubahan mindset kelembagaan maupun secara individual integritas terutama integritas lembaga dan integritas pribadi tidak banyak berubah,” jelas Alexander.

Tak hanya itu, Alexander juga melihat kondisi kekinian banyak orang yang tidak lagi takut melakukan korupsi. Karena banyak yang merasa tak akan terdeteksi.

“Belum lagi ketika ketahuan masih banyak cara untuk bisa lolos,” pungkasnya.