Bagikan:

JAKARTA - Pendiri WikiLeaks Julian Assange kembali ke Australia, sebagai orang bebas untuk pertama kalinya dalam 12 tahun, setelah seorang hakim AS menandatangani kesepakatan usai mengakui kesalahannya.

Sorak-sorai muncul dari para pendukung yang berkumpul di Bandara Canberra di ibu kota Australia ketika Assange turun dari pesawat. Dia melambaikan tangan kepada orang banyak.

Saat mendekati terminal bandara, istrinya Stella muncul dengan senyum lebar di wajahnya. Assange menariknya ke dalam pelukan.

Sebelumnya, Assange berjalan keluar dari ruang sidang di Saipan, di Kepulauan Mariana Utara, wilayah terpencil AS di Pasifik, mengangkat satu tangan ke arah wartawan sebelum berangkat dengan mobil menuju bandara untuk melanjutkan perjalanan ke Australia.

Berbicara di luar pengadilan, pengacara Assange di AS, Barry Pollack, mengatakan Assange “sangat menderita dalam perjuangannya untuk kebebasan berpendapat dan kebebasan pers,” dilansir CNN, Rabu, 26 Juni.

“Penuntutan terhadap Julian Assange belum pernah terjadi sebelumnya dalam 100 tahun Undang-Undang Spionase,” kata Pollack kepada wartawan.

" Assange mengungkapkan informasi yang benar dan layak diberitakan… Kami sangat yakin bahwa Assange seharusnya tidak pernah didakwa berdasarkan Undang-Undang Spionase dan terlibat dalam tindakan yang dilakukan jurnalis setiap hari.”

Pria Australia berusia 52 tahun itu dibebaskan dari penjara dengan keamanan tinggi di London pada Senin sore dan sudah menaiki jet pribadi untuk meninggalkan Inggris bahkan sebelum dunia mengetahui perjanjiannya dengan AS.