JAKARTA - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan keinginannya agar Julian Assange dibawa pulang ke Australia sesegera mungkin. Julian Assange, pendiri WikiLeaks meninggalkan Inggris usai dibebaskan dari penjara.
“Terlepas dari pandangan masyarakat mengenai Assange (dan) aktivitasnya, kasus ini telah berlarut-larut terlalu lama,” kata Albanese di parlemen negara tersebut dilansir Reuters, Selasa, 25 Juni.
"Tidak ada manfaat apa pun dari penahanannya yang terus berlanjut dan kami ingin dia dibawa pulang ke Australia," imbuh Albanese.
Pendiri WikiLeaks Julian Assange dibebaskan usai bersedia mengaku bersalah karena melanggar Undang-Undang spionase AS, dalam kesepakatan yang akan mengakhiri penahanannya di Inggris dan memungkinkan dia pulang ke Australia.
BACA JUGA:
Julian Assange 'WikiLeaks', 52 tahun, setuju untuk mengaku bersalah atas satu tuduhan pidana yaitu berkonspirasi untuk mendapatkan dan mengungkapkan dokumen rahasia pertahanan nasional AS, menurut pengajuan di Pengadilan Distrik AS untuk Kepulauan Mariana Utara.
Kesepakatan itu menandai akhir dari kisah hukum di mana Assange menghabiskan waktu bertahun-tahun di penjara dengan keamanan tingkat tinggi di Inggris dan di kedutaan Ekuador di London dan melawan tuduhan kejahatan seks di Swedia, sambil berjuang melawan ekstradisi ke AS.
Julian Assange dipandang sebagai penjahat oleh pemerintah AS karena berpotensi membahayakan sumber-sumber rahasia pemerintah, ia dipuji sebagai pahlawan oleh para pendukung kebebasan pers karena mengungkap kesalahan dan dugaan kejahatan perang.