JAKARTA - Pesawat pertama polisi Kenya tiba di ibu kota Haiti meluncurkan misi penjaga perdamaian di negara Karibia yang dilanda kekerasan geng – saat protes UU Pajak membuat pasukan keamanan kewalahan di negaranya.
Polisi berseragam Kenya turun dari pesawat Kenya Airways dengan senjata di tangan di Port-au-Prince.
Sementara di Nairobi polisi menembaki para demonstran yang mencoba menyerbu parlemen, yang menyebabkan lima pengunjuk rasa tewas, puluhan lainnya terluka.
Dilansir Reuters, Selasa, 25 Juni, polisi Kenya diperkirakan akan bergabung dengan personel dari Jamaika, Bahama, Barbados, Chad dan Bangladesh, yang bersama-sama dijadwalkan untuk membentuk misi penjaga perdamaian berkekuatan 2.500 orang yang sebagian besar didanai oleh Amerika Serikat.
Juli lalu, negara Afrika tersebut secara sukarela memimpin pasukan internasional untuk membendung gelombang kekerasan terbaru yang melanda bekas jajahan Prancis tersebut, di mana geng-geng yang menguasai sebagian besar ibu kota telah melakukan pembunuhan, penculikan, dan kekerasan seksual secara luas.
BACA JUGA:
Namun pengerahan tersebut berulang kali tertunda karena tantangan pengadilan dan memburuknya situasi keamanan di Haiti.
Pada Senin, 24 Juni, Presiden Kenya William Ruto mengadakan upacara keberangkatan 400 petugas yang akan menjadi kloter pertama yang dikerahkan ke Haiti.
“Misi ini adalah salah satu misi yang paling mendesak, penting dan bersejarah dalam sejarah solidaritas global. Ini adalah misi untuk menegaskan nilai-nilai universal komunitas bangsa-bangsa, sebuah misi untuk membela kemanusiaan,” kata Ruto.