JAKARTA - Kerusuhan di penjara di kota Saint-Marc, Haiti, menyebabkan 12 narapidana tewas. Peristiwa ini menjadi insiden ketiga di Haiti dalam beberapa bulan terakhir di tengah krisis kemanusiaan yang berkepanjangan oleh kekerasan geng kriminal.
Jaksa Venson Francois mengatakan situasi pada Jumat, 16 Agustus sore, sudah terkendali di penjara yang menampung sekitar 540 narapidana.
Namun penduduk setempat harus tetap waspada dan mengawasi orang-orang yang melarikan diri.
"Situasinya terkendali namun akibatnya sangat buruk. Semua asrama polisi telah terbakar. Arsip-arsip telah terbakar. Mereka telah membakar segalanya kecuali sel mereka," kata Francois dilansir Reuters, Sabtu, 17 Agustus.
Beredar video di media sosial yang belum diverifikasi, menunjukkan narapidana memanjat tembok dan asap mengepul dari tembok yang dikelilingi kawat berduri, ledakan keras terdengar disertai kebakaran.
Walter Montas, pejabat pemerintah setempat, mengatakan kerusuhan tersebut berkembang dari protes spontan ketika para tahanan hidup tanpa makanan dan menghadapi kondisi kesehatan yang memprihatinkan.
BACA JUGA:
Terkait kondisi Haiti, sejauh ini, baru 400 dari 1.000 personel polisi yang dijanjikan Kenya telah tiba. Negara-negara lain yang menjanjikan personel aparat untuk mendukung kepolisian Haiti yang kekurangan sumber daya, belum dikirim.
Dengan banyaknya sel yang terisi hingga hampir empat kali lipat kapasitasnya, PBB mengatakan kondisi yang buruk dan kurangnya kebutuhan telah mengakibatkan kematian sedikitnya 109 narapidana sepanjang tahun ini.