Bagikan:

JAKARTA - Utusan Khusus Kantor UN Women di Palestina Marsye Guimond menggambarkan perang Israel di Jalur Gaza sebagai "perang terhadap perempuan", menyebutkan jumlah korban perempuan yang mengkhawatirkan akibat serangan udara Israel yang terus berlanjut, usai mengunjungi wilayah kantong Palestina itu selama sepekan.

Dalam wawancara melalui dengan UN News Guimond mengungkapkan "dampak mendalam dari pemandangan kehancuran dan pengungsian" yang disaksikannya, menyoroti "dampak perang di Gaza yang tidak proporsional terhadap perempuan, dengan lebih dari 10.000 perempuan terbunuh" sejak agresi dimulai.

"Saya kembali dari Gaza kemarin (Rabu), ini adalah kunjungan pertama saya ke wilayah tersebut sejak dimulainya perang. Terakhir kali saya ke sana adalah pada tanggal 4 Oktober," kata Guimond, dilansir dari WAFA 21 Juni.

"Kami telah menyaksikan perang di televisi selama sembilan bulan. Kami memiliki tim di Gaza dan mitra yang telah kami hubungi, tetapi saya rasa itu tidak memberi kami kenyataan sepenuhnya sampai Anda mendapati diri Anda dikelilingi oleh kehancuran yang disebabkan perang sejak Anda memasuki Jalur Gaza," ungkapnya.

Lebih lanjut Guimond mengatakan, perempuan di Gaza sering bertanya kepadanya kapan perang akan berakhir, kapan mereka dapat kembali ke rumah, sementara banyak rumah yang hancur.

"Perempuan di Gaza menghadapi tantangan sehari-hari dalam mengakses layanan dasar, menanggung beban tambahan dalam mengasuh anak-anak, orang tua dan penyandang disabilitas, yang jumlahnya meningkat karena perang," urainya.

Dikatakannya, UN Women dan organisasi-organisasi di Gaza memainkan perang penting dalam mendukung masyarakat dan ketahanan. Meskipun kondisinya sulit, organisasi-organisasi ini terus menyediakan layanan vital, termasuk dukungan psikososial, kata Guimond.

"Sulit untuk melupakan saat melewati beberapa bagian Khan Younis yang terkena dampak kehancuran. Anda melihat kehancuran di mana-mana, orang-orang tinggal di beberapa bangunan yang hancur dan di jalan-jalan, berusaha mendapatkan makanan atau air," tuturnya.

Guimond juga menyoroti semakin sempitnya luas wilayah yang ditempati pengungsi Gaza, dibanding dengan luas wilayah pengungsian sebelumnya.

"Semua orang yang saya temui memiliki cerita yang sangat mengerikan," katanya.

"Meskipun perang jelas memengaruhi semua anggota masyarakat, kita jarang melihat tingkat pembunuhan dan cedera wanita seperti ini," Guimond menyimpulkan.