Bagikan:

JAKARTA - Cyril Ramaphosa resmi menjadi Presiden Afrika Selatan untuk masa jabatan yang kedua setelah dilantik dalam upacara di Pretoria.

Dilansir ANTARA, Rabu, 19 Juni, Ramaphosa membacakan sumpah kepresidenannya di hadapan Ketua Mahkamah Agung Afrika Selatan Raymond Zondo dan ratusan undangan lain, termasuk kepala negara dan kepala pemerintahan negara-negara sahabat yang menghadiri upacara pelantikan.

"Saya, Matamela Cyril Ramaphosa, bersumpah akan selalu setia kepada Republik Afrika Selatan," demikian bunyi kutipan sumpah kepresidenan yang dibacanya.

Zondo kemudian memberi selamat kepada Ramaphosa dan mempersilakannya menandatangani sertifikat pelantikan. Selepas itu, ia mengumumkan bahwa Ramaphosa telah dilantik sebagai presiden.

Hadirin yang memenuhi lapangan Union Buildings, kantor resmi presiden Afrika Selatan, lantas bersorak menyambut Ramaphosa yang kembali menjabat sebagai presiden negara itu.

Sebelum pelantikan, para pemuka berbagai agama mendoakan kesuksesan presiden beserta pemerintahan persatuan nasional yang akan bertugas.

Anggota Majelis Nasional Afrika Selatan, pada Jumat (14/6) saat sidang pertama setelah pemilu, kembali menunjuk Ramaphosa sebagai presiden untuk masa jabat keduanya.

Ramaphosa, 71 tahun dan pemimpin partai Kongres Nasional Afrika (ANC), memperoleh 283 suara. Ia mengalahkan satu-satunya calon presiden lain, Julius Malema, dari partai Pejuang Kebebasan Ekonomi (EFF), yang memperoleh 44 suara.

ANC, yang pernah dipimpin oleh Nelson Mandela, mendominasi politik Afrika Selatan selama tiga dasawarsa terakhir, hingga kehilangan suara mayoritas dalam pemilu pada 29 Mei.

Meski mempertahankan status sebagai partai terbesar di Majelis Nasional, ANC hanya meraih 159 dari 400 kursi, sehingga membuatnya mustahil memerintah tanpa dukungan partai lain.

Karena itu, ANC mengusulkan pendirian pemerintahan persatuan nasional kepada partai-partai lain di parlemen.

ANC pun berhasil mencapai kesepakatan koalisi dengan Aliansi Demokratik (AD) --yang sebelumnya menjadi oposisi utama di parlemen Afrika Selatan, Aliansi Patriotik (PA), Front Kebebasan Inkatha (IFP), serta sejumlah partai kecil di parlemen.