Bagikan:

JAKARTA - Presiden Cyril Ramaphosa, dalam pidato terbarunya menyebut Islam memiliki sejarah yang kaya dan membanggakan di Afrika Selatan (Afsel). Ramaphosa mengakui kontribusi dari komunitas Muslim dalam berperang melawan apartheid.

Perlawanan apartheid itu yang kemudian membawa Afsel menuju ke sistem demokrasi pada 1994. “Kami tahu bahwa komunitas (Muslim) ini membayar harga yang mahal untuk perlawanannya (terhadap apartheid). Tetapi meskipun demikian mereka tetap berdiri melawan," cerita Ramaphosa.

Ramaphosa menyampaikan itu ketika berbicara dengan pemimpin komunitas Muslim Afrika Selatan di Athlone, Cape Town, dikutip Yeni Safak, Senin, 10 Mei.

"Sejarah kami menegaskan perjuangan komunitas (Muslim) ini melawan intoleransi tradisi yang telah berusia berabad-abad, melawan ketidakhormatan terhadap adat istiadat, dan melawan serangan kejahatan dan kekacauan," tambahnya.

Berdasarkan sejarah, banyak Muslim Afsel yang menjadi bagian dari perjuangan anti-apartheid. Ahmed Kathrada, misalnya.

Ahmed Kathrada bahkan pernah dipenjara bersama dengan Presiden Kulit Hitam Pertama Afrika Selatan, Nelson Mandela. Ada pun tokoh lain seperti Dullah Omar yang dikenal sebagai aktivis anti-apartheid, pengacara, dan menteri kabinet yang menjabat dari tahun 1994 hingga 2004.