Kasasi Ditolak, Eks Menpora Imam Nahrawi Tetap Jalani Hukuman 7 Tahun Penjara
Gedung Mahkamah Agung (Foto: Setkab.go.id)

Bagikan:

JAKARTA - Majelis hakim Mahkamah Agung menolak pengajuan kasasi mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi. Pengajuan ini dilakukan setelah mantan politikus Partai Keadilan Bangsa (PKB) itu dinyatakan bersalah dalam kasus suap terkait pengurusan proposal dana hibah Kemenpora ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

Dengan adanya putusan ini, maka Imam tetap menjalani masa hukuman selama tujuh tahun penjara dan membayar denda sebesar Rp400 juta subsider tiga bulan kurungan.

"Amar putusan terdakwa tolak, jaksa penuntut umum tolak perbaikan," demikian dikutip dari situs kepaniteraan Mahkamah Agung, Selasa, 16 Maret.

Perkara ini teregistrasi dengan nomor 485K/PID.SUS/2021 dengan susunan hakim Krisna Harahap, Abdul Latif, dan Suhadi.

Diberitakan sebelumnya, eks Menpora Imam Nahrawi dijatuhi hukuman setelah dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan menerima suap dan gratifikasi dan hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Putusan ini dibacakan oleh Hakim Pengadilan Tipikor Rosmina pada Senin, 29 Juni.

"Menyatakan terdakwa IMR telah terbukti sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dan berlanjut sebagaimana dakwaan kesatu pertama dan dakwaan kedua," kata Rosmina saat pembacaan putusan.

Imam terbukti melanggar pasal 12 huruf a Jo pasal 18 UU 31/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU 20/2001 tentang Tindak Pidana Korupsi Jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo pasal 64 ayat (1) KUHP sebagaimana dakwaan kesatu alternatif pertama, serta pasal 12B ayat (1) Jo pasal 18 UU 31/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU 20/2001 tentang Pemberantasan Korupsi Jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo pasal 65 ayat (1) KUHP sebagaimana dakwaan kedua.

Atas perbuatannya, hakim menjatuhkan vonis tujuh tahun penjara dengan denda Rp400 juta serta subsider tiga bulan bui. Dia juga dijatuhkan hukuman tambahan dari Majelis Hakim berupa pencabutan hak politik selama empat tahun usai menjalani pidana pokok. Selain itu, Imam diharuskan membayarkan uang pengganti sebesar Rp18.154.230.882.

Putusan ini lebih ringan. JPU KPK menuntut Imam dengan tuntutan penjara 10 tahun, denda Rp500 juta subsider enam bulan kurungan dan wajib membayar Rp19,1 miliar dalam waktu sebulan.

Imam ditetapkan sebagai tersangka pada 18 September 2019 saat KPK masih dipimpin oleh Agus Rahardjo, cs. Kasus ini merupakan perkembangan dari operasi tangkap tangan (OTT) di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan KONI pada 18 Desember 2018.

Wakil Ketua KPK periode 2014-2019, Alexander Marwata mengatakan Imam menerima uang Rp26,5 miliar sebagai commitment fee pengurusan proposal dana hibah yang diajukan KONI ke Kemenpora. Uang tersebut diterima secara bertahap yaitu di tahun 2014-2018 sebesar Rp14,7 miliar.

Kemudian di tahun 2016-2018, Imam kembali menerima uang sebesar Rp11,8 miliar. Penerimaan tersebut tak dilakukan langsung oleh Imam melainkan melalui asisten pribadinya, Miftahul Ulum.

Uang yang diterima itu, kemudian dipergunakan Imam untuk kepentingan pribadi dan pihak yang terkait.