Bagikan:

JAKARTA - Terobosan di bidang teknologi informasi kembali diluncurkan musim haji 1445 Hijriyah atau tahun 2024 ini, saat Arab Saudi terus berupaya untuk meningkatkan pelayanannya kepada para jemaah dari berbagai belahan dunia.

Otoritas Arab Saudi diketahui meluncurkan sejumlah fitur berbasis teknologi digital hingga kecerdasan buatan (AI) untuk melayani jemaah haji tahun ini.

Terbaru, penemu Arab Saudi, Suliman Saleh Al-Dhalea meluncurkan aplikasi seluler untuk membantu mengatasi masalah jemaah haji yang tersesat atau hilang, terutama para lansia dan mereka yang berkebutuhan khusus.

Aplikasi tersebut, yang diberi nama "Murshid" (bimbingan), menghubungkan jemaah dan pelaksana ibadah dengan pemandu, perusahaan haji dan umrah, relawan dan scout. Selain itu, aplikasi ini segera menangani permintaan dari para penyandang disabilitas dan lansia.

Aplikasi ini memiliki dua fitur, kemampuan untuk melaporkan jemaah haji yang hilang, serta mampu mendeteksi lokasi dan pergerakan jemaah untuk memudahkan proses pencarian jika mereka tersesat atau terpisah dari kelompoknya.

Al-Dhalea mengatakan, kepadatan jemaah sering kali menyebabkan mereka tersesat di lokasi haji, yang berarti jemaah terpisah dari kelompok mereka dan tidak dapat bergabung kembali dengan mereka.

haji 2024
Foto udara jemaah memadati Masjidil Haram di Makkah saat musim haji 1445 H. (Sumber: SPA)

"Proyek ini dirancang sebagai akibat dari kesulitan dalam berurusan dengan berbagai komunitas di tempat-tempat suci, seperti Makkah, Mina, Arafah dan Madinah," jelasnya kepada Arab News, seperti dikutip 14 Juni.

"Tujuan utama kami adalah mengetahui di mana jemaah yang hilang berada," terang Al-Dhalea.

Dikatakan olehnya, dengan aplikasi Murshid, hampir tidak seorang pun akan tersesat selama haji.

"Ini untuk memastikan para jemaah yang datang ke Arab Saudi mendapatkan layanan istimewa, sehingga mereka dapat menjalankan tugas rukun Islam kelima dan semua ritualnya dengan benar dalam kondisi terbaik," jelasnya.

"Meskipun kami memiliki banyak relawan dan pencari jalan yang membantu para jemaah yang hilang menemukan jalan mereka, sebagian besar gagal menjelaskan secara efektif di mana mereka berada, sehingga menyulitkan petugas untuk menemukan mereka. Aplikasi baru ini akan membantu kami mengatasi masalah logistik yang dihadapi selama musim sibuk ini," terang Al-Dhalea.

Dia mengatakan aplikasi tersebut akan beroperasi tahun ini dan mereka telah bekerja sama dengan lima perusahaan haji dan umrah terbesar.

"Sampai saat ini kami bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan ini dan, sebagai tambahan, pria, wanita, pengemudi taksi dan penduduk setempat lainnya juga dapat bekerja sama dengan kami sebagai pemandu," katanya.

Al-Dhalea, yang berasal dari Qassim, mengatakan penemuan aplikasi tersebut bukanlah proyek komersial, dan dia tidak peduli dengan berapa banyak uang yang akan dihasilkannya.

"Upaya besar Arab Saudi untuk melayani para peziarah di Baitullah membuat saya berpikir untuk mendukung negara saya dan juga memikirkan sebuah proyek yang dapat memecahkan beberapa masalah yang dihadapi para peziarah," ujarnya.

Aplikasi yang dikembangkannya ini pun berhasil membuktikan keefektifannya saat mampu membantu jemaah asal Iran yang tersesat.

"Ini adalah kasus pertama saya saat haji tahun ini. Namanya Hossein Almasi dari Iran. Dia tersesat di Makkah sebelum musim haji dimulai, dan hal itu dilaporkan kepada kami melalui aplikasi kami. Kami segera melakukan pencarian dan menemukannya," ungkapnya.

"Begitu kami menemukannya, kami mengantarnya bersama istrinya ke pusat jemaah Iran dan pria itu sangat senang. Sesampainya di sana, dia bertanya kepada kami berapa biaya yang harus dibayarkan untuk layanan ini. Kami mengatakan kepadanya, ini adalah layanan gratis. Dia memeluk saya dan mengucapkan terima kasih," tandas Al-Dhalea.

Diketahui, musim haji 1445 Hijriyah dimulai pada Jumat 14 Juni kemarin. Direktorat Jenderal Paspor Arab Saudi mengonfirmasi, hingga Hari Selasa, sebanyak 1.547.295 jemaah telah tiba negara itu. Pihak berwenang mengatakan 1.483.312 jemaah haji memasuki Arab Saudi melalui bandara-bandara, sementara sisanya tiba melalui darat dan laut.

Otoritas Arab Saudi menerapkan sekitar 32 teknologi modern untuk mendukung layanan bagi jemaah haji tahun ini, mulai dari penggunaan AI, drone hingga taksi udara.