Bagikan:

JAKARTA - Imam Masjidil Haram Syekh Maher Al-Muaiqly akan menyampaikan khotbah dalam puncak ibadah haji, wukuf di Arafah yang akan digelar akhir pekan ini dan akan diterjemahkan ke 50 bahasa.

Otoritas Arab Saudi telah menetapkan, wukuf Arafah yang dilakukan pada 9 Dzulhijjah 1445 atau 15 Juni 2024.

Presidensi Urusan Agama Masjidil Haram dan Masjid Nabawi mengumumkan, khotbah nanti akan diterjemahkan ke dalam 50 bahasa, dikutip dari SPA 13 Juni.

Inisiatif ini dipelopori oleh Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud pada tahun 2018 dan awalnya hanya ke dalam lima bahasa.

Upaya ini mencerminkan dedikasi Kerajaan Arab Saudi untuk menyebarkan pesan moderasi dan nilai-nilai Islam dalam skala global. Kepresidenan bercita-cita untuk menjangkau satu miliar pendengar di seluruh dunia, mendorong pemahaman yang lebih besar dan mempromosikan perdamaian melalui pesan khotbah Arafah.

Sementara itu, imam dan khatib Masjidil Haram di Makkah, Syekh Maher Al-Muaiqly, akan menyampaikan khotbah dan memimpin salat di Masjid Namirah pada Hari Arafah.

Kepala Kepresidenan Urusan Agama di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Syekh Abdulrahman Al-Sudais menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman dan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Mohammed bin Salman atas kepercayaan kepada Syekh Al-Muaiqly.

wukuf
Wukuf di Arafah. (Wikimedia Commons/Al Jazeera English/Omar Chatriwala)

"Kepercayaan ini dianggap sebagai dukungan untuk Kepresidenan Urusan Agama dan perwujudan dari semangat kepemimpinan yang bijaksana atas layanan mereka kepada Dua Masjid Suci, para imam dan khatibnya dalam mempromosikan pesan moderasi," katanya, dikutip dari Saudi Gazette.

Wukuf di Arafah, salah satu dari empat rukun haji dan ritual terpenting dari ibadah haji tahunan, akan dimulai setelah khotbah Arafah dan pelaksanaan Salat Dhuhur dan Ashar secara jamak dan diringkas rakaatnya.

Syekh Al-Muaiqly adalah seorang qari dan penghafal Al-Qur'an sekaligus ulama ternama. Ia lahir di Madinah pada tahun 1969.

Setelah lulus dari Sekolah Tinggi Keguruan Madinah sebagai guru matematika, ia pindah ke Mekkah untuk bekerja sebagai guru. Kemudian ia menjadi mentor siswa di Sekolah Pangeran Abdul Majeed di Makkah.

Syekh Al-Muaiqly memperoleh gelar masternya dari Fakultas Syariah di Departemen Fikih di Universitas Umm Al-Qura. Kemudian, ia memperoleh gelar doktor dalam bidang tafsir Al-Qur'an. Ia juga memperoleh gelar doktor dalam bidang yurisprudensi Islam dengan nilai sangat baik.

Ia kemudian bekerja sebagai asisten profesor di Departemen Studi Yudisial di Fakultas Studi dan Peraturan Yudisial di Universitas Umm Al-Qura. Ia juga menjabat sebagai Wakil Dekan Fakultas Studi Pascasarjana dan Penelitian Ilmiah.

Sebelumnya, Syekh Al-Muaiqly menjabat sebagai imam dan khatib Masjid Al-Saadi di kawasa Al-Awali, Makkah. Beliau ditugaskan untuk memimpin salat di Masjid Nabawi di Madinah selama Bulan Ramadan tahun 1426 dan 1427 H. Kemudian beliau ditugaskan untuk memimpin Salat Tarawih dan Tahajud di Masjidil Haram di Makkah selama Bulan Ramadan tahun 1428 H.

Syekh Al-Muaiqly kemudian diangkat menjadi imam Masjidil Haram pada tahun tersebut dan sejak saat itu terus dipercaya sebagai imam hingga saat ini.