JAKARTA - Sumber-sumber medis di Jalur Gaza, Palestina memperingatkan pada Hari Rabu, rumah sakit, pusat kesehatan hingga satu-satunya stasiun oksigen di Gaza terancam berhenti beroperasi karena kekurangan bahan bakar.
Dikatakan, kondisi tersebut diakibatkan agresi Israel di wilayah kantong Palestina tersebut, serta kontrol penuh dan penutupan seluruh perlintasan perbatasan.
"Jika operasi dihentikan, hal itu akan membahayakan puluhan orang yang sakit dan terluka," kata sumber medis dilansir dari WAFA 13 Juni.
Pernyataan tersebut mencatat, obat-obatan yang disimpan di lemari pendingin akan rusak karena kurangnya bahan bakar diesel untuk mengoperasikan generator stasiun oksigen dan lemari pendingin.
Sumber-sumber medis mengimbau semua organisasi internasional dan kemanusiaan yang relevan, untuk segera turun tangan guna mendapatkan bahan bakar yang diperlukan, serta generator listrik dan suku cadang untuk pemeliharaan.
Selain itu, kekurangan bahan bakar juga menyebabkan layanan dialisis di Gubernuran Gaza hingga layanan ambulans juga terancam berhenti beroperasi.
Terpisah, otoritas kesehatan Gaza pada Hari Rabu mengumumkan, sedikitnya 38 orang tewas dan 100 lainnya luka-luka akibat serangan Israel dalam 24 jam terakhir.
BACA JUGA:
Itu menyebabkan jumlah korban tewas warga Palestina akibat agresi Israel 7 Oktober 2023 mencapai 37.202 jiwa dan 84.932 lainnya luka-luka.
Selain itu, setidaknya 10.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan di seluruh Jalur Gaza. Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan, sebagian besar korban tewas dan luka-luka adalah perempuan dan anak-anak.