JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan, kelompok militan Hamas telah mengajukan sejumlah perubahan terhadap proposal gencatan senjata yang mendapat dukungan dari Dewan Keamanan PBB, mengingatkan waktunya menghentikan tawar-menawar dan memulai gencatan senjata.
Itu disampaikan oleh Menlu Blinken dalam keterangan pers di Doha, Qatar, saat ia melakukan perjalanan untuk kali kedelapan ke kawasan Timur Tengah, sejak konflik terbaru Hamas-Israel pecah 7 Oktober 2023.
"Beberapa perubahan bisa diterapkan. Beberapa tidak," kata Menlu Blinken, tanpa merinci perubahan yang diusulkan Hamas, melansir CNN 12 Juni.
"Kami membahas perubahan-perubahan itu tadi malam dengan rekan-rekan Mesir dan hari ini dengan perdana menteri," lanjutnya, usai bertemu Perdana Menteri Qatar dan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani.
Diplomat tertinggi AS tersebut menegaskan, kesepakatan yang diusulkan "hampir sama" dengan proposal yang diterima Hamas sebelumnya.
"Hamas bisa saja menjawab dengan satu kata, ya," tandasnya.
Menlu Blinken kembali ke Timur Tengah untuk mendorong proposal gencatan senjata yang diusung oleh Negeri Paman Sam.
BACA JUGA:
"Anda sampai pada titik di mana jika satu pihak terus mengubah tuntutannya, termasuk mengajukan tuntutan dan bersikeras pada perubahan untuk hal-hal yang telah diterima, Anda harus mempertanyakan apakah mereka melanjutkan dengan itikad baik atau tidak," katanya.
Menurutnya, meskipun ia percaya bahwa kesenjangan yang ada saat ini "dapat dijembatani", bukan berarti kesenjangan tersebut akan tertutup, dengan mengatakan "pada akhirnya tergantung pada orang-orang yang mengatakan ‘ya’."
"Sudah waktunya tawar-menawar dihentikan dan gencatan senjata dimulai," tandasnya.