Bagikan:

JAKARTA - Pejabat layanan kesehatan di Gaza utara memperingatkan kekurangan pasokan medis saat Israel terus mengintensifkan serangan yang disebut menargetkan militan Hamas.

“Kami mencium bau kematian di mana-mana di Gaza utara,” Dr. Mohamed Saleh, penjabat direktur Rumah Sakit Al-Awda di Beit Lahiya mengatakan kepada CNN dilansir Rabu, 23 Oktober. Ambulans menurutnya tidak dapat mengangkut korban luka akibat serangan Israel yang tiada henti. Rumah sakit menghadapi kekurangan staf, pasokan medis, unit darah, makanan untuk pasien dan bahan bakar untuk mengaktifkan peralatan medis.

“Kami tidak punya apa-apa untuk diberikan kepada para pasien dan korban luka,”  sambungnya.

Pemboman Israel yang berulang-ulang di dekatnya merusak rumah sakit secara signifikan, menghancurkan akomodasi pasien dan memblokir akses layanan darurat.

Sebanyak 74 warga Palestina tewas dan 130 luka-luka selama 24 jam terakhir di Gaza, sehingga total korban tewas menjadi 42.792 sejak 7 Oktober tahun lalu, menurut kementerian kesehatan Palestina di Gaza.

Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya juga menghadapi kekurangan pasokan yang parah, kata direktur rumah sakit tersebut, Hussam Abu Safiya, kepada CNN.

“Kami membagikan beberapa sisa barang yang kami miliki, seperti roti atau apa pun yang kami temukan, karena persediaan kami sudah habis,” katanya.

Dia menyerukan perlindungan bagi tim medis dan pembukaan koridor aman untuk mengirimkan pasokan medis penting, makanan, dan makanan. dan bahan bakar sebelum lebih banyak nyawa hilang.

“Krisis kemanusiaan di Gaza utara berada pada titik puncaknya,” katanya.