Bagikan:

JAKARTA - Dinas Pendidikan DKI Jakarta telah mengumpulkan lima pelajar SMP di Jakarta yang viral karena mengolok-olok anak-anak Palestina yang menjadi korban genosida Israel. Ejekan tersebut mereka lontarkan saat makan di restoran cepat saji.

Saat mengklarifikasi perihal tersebut, kelima remaja SMP itu mengaku menyesal atas perbuatan mereka yang menimbulkan kehebohan hingga membuat banyak orang lain mengecamnya.

Hal ini diungkapkan Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Budi Awaluddin setelah menggelar rapat koordinasi bersama kepolisian, KPAI, Kementerian Agama, dan para kepala sekolah siswi-siswi tersebut.

"Kami memanggil mereka dan mereka sangat menyesali apa yang telah terjadi. Mereka sempat nangis semua, dalam kondisi yang ketakutan, dan mereka memohon kepada kita agar bisa dibantu terkait hal ini. Jadi mereka sangat menyesali kondisi ini," kata Budi di kantor Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Rabu, 12 Juni.

Pemprov DKI juga menanyakan motif para pelajar SMP itu mengolok-olok korban di Palestina. Pengakuannya, mereka hanya bercanda saat mengucapkan ejekan tersebut.

"Mereka sangat-sangat menyesali kondisi yang telah terjadi. Jadi kondisinya memang mereka tidak sengaja terucap secara seperti itu. Jadi ini sebenarnya becandaan saja," tutur Budi.

Atas tindakan itu, masing-masing dari siswi yang bersekolah di empat SMP berbeda itu diwajibkan untuk melapor kepada guru Bimbingan Konseling (BK) selama satu minggu. Mereka juga akan mendapat pembinaan dari masing-masing sekolah.

"Kita melakukan pembinaan kepada siswa tersebut agar melapor ke guru BP untuk dilakukan pembinaan dan juga pemulihan mental mereka. Serta, wawasan terkait hal-hal tersebut seperti pengembangan wawasan kebangsaan dan juga pengetahuan tentang penggunaan digitalisasi saat ini," jelas Budi.

Dalam video yang diunggah di media sosial, sejumlah remaja tersebut menganalogikan tulamg ayam goreng sebagai tulang anak Palestina dan saus sambalnya sebagai darah anak Palestina.