Bagikan:

JAKARTA - Tensi Korea Selatan dan Korea Utara makin meninggi. Meski sudah diperingatkan Korut, Korsel kini bersiap memasang speaker dengan menyetel lagu-lagu K-Pop sebagai balasan yang disebut Korut propagnda.

Siaran Korea Selatan mencakup berita dunia dan informasi tentang masyarakat demokratis dan kapitalis, dengan perpaduan musik K-pop populer.

Suara tersebut diyakini menyebar lebih dari 20 kilometer ke Korea Utara, meskipun beberapa analis mengatakan jangkauan sebenarnya jauh lebih kecil.

Steve Tharp, pensiunan perwira Angkatan Darat AS yang menghabiskan waktu bertahun-tahun bekerja di sepanjang DMZ, mengatakan siaran melalui pengeras suara dari kedua belah pihak terdengar siang dan malam ketika ia ditugaskan sebagai infanteri pada tahun 1980an.

“Pengeras suara terdengar lebih jauh di malam hari,” katanya. "Beberapa malam pertama terasa menakutkan, kemudian menjadi kebisingan latar belakang hidupmu setelah beberapa saat,” dilansir Reuters, Senin, 10 Juni.

Tharp sebagai pejabat urusan masyarakat pada tahun 2015, Tharp mengatakan pernah membantu meninjau pesan-pesan yang disiarkan oleh warga Korea Selatan, yang merupakan bagian dari komando gabungan dengan pasukan AS.

Korea Utara dalam beberapa kasus telah mengirimkan senjata lewat balon dan pengeras suara.

Korea Selatan menghentikan siaran tersebut berdasarkan perjanjian yang ditandatangani oleh kedua pemimpin Korea pada tahun 2018 tetapi ketegangan meningkat sejak saat itu ketika Pyongyang terus melanjutkan pengembangan senjatanya.

Pasukan Korea Utara terlihat menebang pohon dan membangun pagar di DMZ dalam beberapa pekan terakhir.

Taylor mengatakan UNC tidak menilai tujuan dari upaya tersebut adalah untuk memungkinkan terjadinya penumpukan militer yang “berbeda” di zona perbatasan, yang merupakan pelanggaran terhadap gencatan senjata.

Dia mencatat sejak Korea Utara mendeklarasikan penyatuan dengan Korea Selatan tidak lagi menjadi tujuan, negara tersebut telah mengambil langkah-langkah untuk “memperkuat” batas-batas negara tersebut.