Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara militer Kongo mengatakan, jumlah korban tewas akibat serangan terduga kelompok pemberontak Islamis di desa-desa wilayah timur Republik Demokratik Kongo pada Hari Jumat bertambah menjadi 41 orang, menjadikan korban tewas dalam sepekan terakhir sejak pekan lalu kini lebih dari 80 orang.

Serangan pada Hari Jumat malam, di Desa Masala, Mapasana, dan Mahini, telah dilakukan oleh anggota Pasukan Demokratik Sekutu (ADF), kata letnan kolonel Mak Hazukay, seorang juru bicara militer di provinsi Kivu Utara, Kongo.

Selama serangan pada Jumat malam, orang-orang bersenjata menggunakan senjata api dan parang untuk menyerang penduduk desa-desa di wilayah Beni, kata pejabat setempat Fabien Kakule kepada Reuters.

Vusindi Nick Junior, seorang pemimpin masyarakat sipil setempat mengatakan, sebuah pusat kesehatan setempat telah dibakar dan sembilan orang terluka selain dari 41 orang yang tewas.

"Beberapa lusin warga sipil telah menjadi korban ADF di DRC timur dalam beberapa hari terakhir," kata juru bicara urusan luar negeri Uni Eropa Nabila Massrali, seraya menambahkan ada kebutuhan mendesak untuk mempercepat upaya guna menemukan solusi politik, melansir Reuters 10 Juni.

"Kelompok teroris memanfaatkan kekacauan untuk memperluas cengkeraman mereka di wilayah yang sudah sangat tidak stabil," katanya.

ADF, yang sekarang bermarkas di Kongo timur, telah berjanji setia kepada ISIS dan melancarkan serangan yang sering, yang semakin mengganggu stabilitas wilayah tempat banyak kelompok militan aktif.

Kelompok ini berasal dari negara tetangga Uganda dan diduga berada di balik beberapa serangan di wilayah tersebut selama seminggu terakhir, termasuk satu serangan di Desa Masawu yang menewaskan 17 orang, kata dua pemimpin masyarakat sipil.

Pada Hari Kamis, lima mayat ditemukan di Desa Kabweli dan Mamulese, menurut Justin Kavalami, seorang anggota masyarakat sipil yang membantu pencarian mayat. Pada hari yang sama, enam mayat ditemukan dari sebuah sungai di Desa Mununze, kata kepala desa tersebut.

Keesokan harinya, 13 mayat ditemukan di Desa Makobu, kata seorang pemimpin masyarakat sipil dan kepala desa, sehingga jumlah total orang yang dibunuh oleh tersangka militan ADF sejak Selasa menjadi 82.

Sementara itu, Julien Paluku, mantan gubernur Kivu Utara, mengatakan di X, pemerintah nasional Kongo perlu berbuat lebih banyak untuk mengatasi ketidakamanan di wilayah timur. Pemerintah belum membuat pernyataan apa pun tentang serangan Hari Jumat, dan juru bicara pemerintah tidak menanggapi permintaan komentar.

"Orang-orang memiliki kesan, benar atau salah, bahwa mereka dibiarkan menghadapi nasib menyedihkan mereka," katanya.