Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan pada Hari Jumat, Ukraina memiliki hak menurut hukum internasional untuk menyerang target-target militer yang sah di Rusia untuk mempertahankan diri.

“Ukraina memiliki hak untuk mempertahankan diri,” kata Stoltenberg dalam sebuah konferensi pers dengan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson di sebuah pangkalan militer di dekat Stockholm, melansir Reuters 7 Juni.

"Hak untuk membela diri juga mencakup hak untuk menyerang target militer yang sah di wilayah pihak yang menyerang, agresor, dalam hal ini Rusia," lanjutnya.

Kremlin pekan ini mengatakan, negara-negara Barat yang memasok Ukraina dengan senjata untuk menyerang wilayah Rusia harus memperhitungkan Moskow, setelah Presiden Vladimir Putin mengatakan Ia mempertimbangkan untuk mempersenjatai musuh-musuh Barat sebagai pembalasan.

"Ini adalah perang serangan yang telah dimulai oleh Rusia terhadap negara tetangga yang damai dan demokratis, Ukraina, yang sama sekali tidak pernah menjadi ancaman bagi Rusia," jelas Stoltenberg.

"Tidak diragukan lagi bahwa Ukraina memiliki hak untuk menyerang target-target di wilayah Rusia," tandasnya.

Sebelumnya, saat berbicara dengan editor senior kantor berita internasional di St Petersburg pada Hari Rabu, Pemimpin Rusia mengatakan Moskow sedang mempertimbangkan untuk menyediakan senjata jarak jauh yang canggih, yang sifatnya serupa dengan yang diberikan Barat kepada Ukraina, kepada musuh-musuh Barat di seluruh dunia. Itu merujuk rudal jarak jauh yang dipasok ke Ukraina oleh AS dan Inggris.

"Kami berpikir, jika seseorang berpikir mungkin untuk memasok senjata semacam itu ke zona perang untuk menyerang wilayah kami dan menciptakan masalah bagi kami, maka mengapa kami tidak memiliki hak untuk memasok senjata kami dengan kelas yang sama ke wilayah-wilayah di dunia, tempat akan terjadi serangan terhadap fasilitas-fasilitas sensitif negara-negara yang melakukan hal ini terhadap Rusia?" kata Presiden Putin.

"Jadi tanggapannya bisa simetris. Kami akan memikirkannya," tegasnya.

Itu mengisyaratkan Kremlin dapat memasok senjata kepada musuh-musuh AS seperti milisi yang didukung Iran di Irak dan Suriah yang secara berkala meluncurkan roket dan pesawat nirawak ke pasukan AS. Namun, tidak jelas kepada siapa itu akan memberikan senjata dalam kasus Inggris.

Terpisah, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada TV pemerintah, ia yakin peringatan Presiden Putin telah didengar di Barat, di mana ia mengatakan peringatan itu sudah dipelajari.

"Mereka perlu memperhitungkan kami dan posisi kami. Kami tidak akan mengorbankan kepentingan kami," kata Peskov.