Bagikan:

JAKARTA - Indonesia Memanggil (IM) 57+ Institute menyebut pencarian buronan yang merupakan eks caleg PDIP Harun Masiku sarat isu politik. Diduga kasus ini dijadikan komoditas karena selalu ramai di tengah momentum tertentu.

"Isu Harun Masiku terus mengemuka pada momentum politik," kata Ketua IM 57+ Institute, Praswad Nugraha kepada wartawan dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 5 Juni.

"Hal tersebut membuat publik memiliki keyakinan bahwa Harun Masiku tidak akan pernah tertangkap karena seakan hanya menjadi bargain politik pada momentum politik," sambungnya.

Praswad kemudian mempertanyakan pencarian yang dilakukan komisi antirasuah selama ini. Katanya, KPK pernah menangkap banyak buronan yang lari ke luar negeri.

Tapi, mereka seakan tak berdaya mencari Harun. Sehingga, IM 57+ Institute menilai upaya yang disampaikan ke publik hanya gimik semata.

"Apakah luar biasanya Harun Masiku sehingga sampai hari ini belum tertangkap," tanya Praswad.

Tak sampai di situ, IM 57+ Institute juga ragu Pimpinan KPK saat ini punya kemauan dalam mencari Harun. Mereka diminta menunjukkan komitmennya karena proses pencarian yang berjalan seakan mengejar buron internasional.

"Ini membuat keraguan besar bahwa Pimpinan KPK punya komitmen serius dalam mengungkap Harun Masiku," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, KPK mengaku mendapat informasi baru yang menyebut ada pihak yang menyembunyikan buronannya, eks caleg PDIP Harun Masiku. Mereka sudah memanggil tiga saksi dan berencana akan memanggil Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pekan depan.

Adapun Harun merupakan tersangka pemberi suap terhadap eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan. Pemberian ini dilakukannya agar bisa duduk sebagai anggota DPR lewat pergantian antar waktu (PAW).

Dia masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) sejak 29 Januari 2020. Terbaru, KPK menginformasikan National Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia telah menerbitkan red notice atas nama Harun Masiku pada Jumat, 30 Juli 2023.