Bagikan:

JAKARTA - Khofifah Indar Parawansa menanggapi upaya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang akan mengusung mantan Ketua PWNU Jawa Timur Marzuki Mustamar sebagai calon Gubernur Jawa Timur di Pilkada 2024.

Khofifah tak menjadikan sikap PKB yang bakal mengusung pesaingnya di Pilgub Jatim sebagai suatu masalah. Sebab, hal itu merupakan hak PKB dalam mendukung siapapun menjadi calon kepala daerah.

"Enggak ada masalah, ya. Masing-masing punya hak politik dan juga bisa diusung, berproses dalam kontestasi ini," kata Khofifah di kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 4 Juni.

Mantan Gubernur Jatim tersebut pun optimis bisa memenangkan kontestasi pilkada. Mengingat, ia dan Emil Dardak telah mengantongi dukungan 57 kursi dari gabungan partai politik.

"Bismillah," ucapnya.

Kini, pasangan petahana Khofifah-Emil telah mengantongi restu dari lima partai politik untuk maju di Pilgub Jatim, yakni Golkar, Perindo, Demokrat, PAN, dan PSI

 

Sementara itu, Ketua Desk Pilkada PKB Abdul Halim Iskandar menyebut partainya menunggu kesiapan mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Marzuki Mustamar untuk diusung di Pilgub 2024 Provinsi Jawa Timur.

PKB telah menyatakan keinginannya untuk mengusung Marzuki menjadi calon Gubernur Jawa Timur (Jatim) dan bersaing dengan Khofifah Indar Parawansa yang telah bergerilya meminta dukungan ke sejumlah partai.

"PKB tidak mungkin mengklaim mengeklaim hari ini Kiai Marzuki bersedia dan siap. Kalau PKB-nya siap aspirasinya siap tapi final touchnya nanti akan kita tunggu kesediaannya Kiai Marzuki," kata Halim di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Rabu, 29 Mei.

Halim menyebut, saat ini Marzuki masih berkeliling menemui masyarakat untuk menampung aspirasi mereka. Halim mengklaim, banyak warga Jatim yang meminta agar Marzuki diusung PKB.

Namun, Halim kembali menegaskan keputusan pengusungan calon kepala daerah di Jatim oleh PKB tergantung kesediaan Marzuki. Setelah bersepakat, selanjutnya PKB mencari siapa sosok yang tepat untuk diusung menjadi calon wakil gubernur.

"Meskipun kita siap, tapi Kiai Marzuki mengatakan, 'wah, jangan lah', tentu kita tidak akan memaksakan beliu, karena beliah juga tokoh dan ikon NU Jatim yang luar biasa yang semakin populer setelah diberhentikan oleh PBNU. Maka, perguliran aspirasi itu ternyata dampak itu salah satunya," papar dia.