Bagikan:

JAKARTA - Wakil Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda yakin jika partainya berkoalisi dengan PDIP pasangan calon gubernur-wakil gubernur yang akan diusung partainya bisa menang melawan Khofidah Indar Parawansa-Emil Dardak.

"Saya meyakini kalau inisiatif koalisi PKB-PDIP di Jatim terwujud, kita optimis bisa mengalahkan Mbak Khofifah," kata Huda di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa, 23 Juli.

Huda lalu menjelaskan faktor yang membuat PKB masih yakin bisa bersaing dengan Khofifah. Melihat hasil survei terbaru, Khofifah memang memperoleh elektabilitas tertinggi.

Namun, melihat keuntungan statusnya sebagai bakal calon gubernur petahana (incumbent), elektabilitas Khofifah semestinya bisa lebih tinggi dari yang ada saat ini.

"Mbak Khofifah sebagian incumbent baru 27 persen. Artinya belum aman. Mas Emil Dardak baru 3 persen. Sebagai incumbent, menurut saya belum aman," ungkap Huda.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengaku partainya masih mencari kandidat yang mampu bersaing dengan Khofifah selaku bakal cagub petahana tersebut.

Di tingkat provinsi, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jatim mengusulkan potensi koalisi dengan PDIP untuk menduetkan mantan Ketua PWNU Jawa Timur Marzuki Mustamar dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini di Pilgub Jatim.

"Ini masih mencari rumusan. Ya, karena memang kita harus mencari figur yang lebih kuat dari yang ada," kata Jazilul di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Senin, 22 Juli malam.

Namun, Jazilul menegaskan, kendala pencarian sosok cagub-cawagub yang dihadapi PKB ini bukan berarti Khofifah tidak mungkin bisa dikalahkan dalam kontestasi Pilkada 2024.

"Belum menemukan saja kira-kira akan diterima PKB dan masyarakat Jawa Timur," ujar Jazilul.

Litbang Kompas merilis hasil survei terkait elektabilitas tokoh yang berpotensi menjadi calon gubernur pada Pilkada Jawa Timur 2024. Hasilnya, mantan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa perkasa di urutan pertama dengan tingkat elektabilitas di 26,8 persen.

Sebagai petahana, Khofifah masih mengungguli Menteri Sosial sekaligus mantan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang berada di urutan kedua dengan memperoleh 13,6 persen.

"Meskipun separuh responden cenderung belum menentukan pilihan, sosok mantan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menempati posisi teratas dengan tingkat keterpilihan mencapai 26,8 persen," tulis keterangan Litbang Kompas yang dirilis pada Jumat, 19 Juli.

Sementara pada posisi ketiga, ditempati mantan Wakil Gubernur Emil Dardak dengan elektabilitas 3,8 persen. Keempat, Walikota Pasuruan Saifullah Yusuf dengan 1,8 persen.

Kemudian disusul Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi di posisi kelima dengan 0,8 persen dan keenam eks Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, Marzuki Mustamar dengan 0,4 persen.