JAKARTA - Tiga misionaris Kristen dari Mission In Haiti tewas ditembak oleh geng kriminal di Haiti, kata kelompok yang bermarkas di Oklahoma.
Para misionaris sedang berlindung di sebuah rumah ketika anggota geng mulai menembaki kediaman tersebut, Kamis, 23 Mei, kata kelompok itu dalam dua postingan Facebook.
Kekerasan geng selama berbulan-bulan di Haiti telah memaksa pemerintah untuk mundur, dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan negara tersebut hampir menjadi negara gagal.
Bandara internasional utama Haiti di Port-au-Prince dibuka kembali minggu ini, setelah hampir tiga bulan ditutup karena kekerasan geng kriminal.
Namun geng-geng masih menguasai sebagian besar ibu kota dan pelabuhan utama Haiti masih ditutup.
“Sayangnya, ini menjadi pengingat bahwa situasi keamanan di Haiti tidak bisa menunggu – terlalu banyak nyawa tak berdosa yang hilang,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller dalam pernyataan dilansir dari Reuters, Sabtu, 25 Mei.
Perwakilan Negara Bagian Missouri Ben Baker mengatakan putrinya Natalie Lloyd dan menantu laki-lakinya Davy Lloyd dibunuh saat bekerja sebagai misionaris penuh waktu.
Davy Lloyd adalah putra pendiri organisasi, David dan Alicia Lloyd, yang memulainya pada tahun 2000. Identitas orang ketiga yang tewas belum diumumkan.
“Hati saya hancur berkeping-keping. Saya belum pernah merasakan sakit seperti ini,” kata Baker di Facebook.
BACA JUGA:
Pasangan itu meninggalkan gereja ketika mereka disergap oleh tiga truk yang penuh dengan anggota geng. Mereka membawa Davy Lloyd ke sebuah rumah, mengikat dan memukulinya, sebelum mengambil truk kelompok tersebut dan beberapa barang lalu pergi, katanya.
"Tidak ada seorang pun yang memahami apa yang mereka lakukan, tidak yakin apa yang terjadi, namun satu orang ditembak dan dibunuh dan sekarang geng ini melakukan serangan penuh," imbuh dia.