JAKARTA - Memperingati dua tahun tewasnya wartawan kawakan Shireen Abu Akleh, pihak keluarga meluncurkan yayasan sosial untuk mengenang dan menghormati warisannya.
Jurnalis Palestina-Amerika Shireen Abu Akleh tewas pada 11 Mei 2022, saat tentara Israel melakukan serangan di Kota Jenin, Tepi Barat
Kementerian Kesehatan menyebutkan Abu Akleh terkena peluru tajam di bagian kepala. Dia dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis sebelum kemudian dinyatakan meninggal.
Peluncuran yayasan ini dikonfimasi oleh pihak keluarga, Lina Abu Akleh, keponakan mendiang Shireen, untuk menghormati warisannya.
"Keluarga kami mendirikan Yayasan Shireen Abu Akleh untuk menghormati warisannya," kata aktivis berusia 27 tahun itu dalam sebuah unggahan di X, dikutip dari WAFA 13 Mei.
"Dukungan Anda akan digunakan untuk membantu membangun generasi jurnalis berikutnya di seluruh dunia," lanjutnya.
Abu Akleh lahir di Yerusalem pada tahun 1971. Ia memiliki gelar jurnalistik dari Universitas Yarmouk di Yordania. Setelah lulus, ia kembali ke Palestina untuk bekerja di bidangnya dan bergabung dengan Al-Jazeera pada tahun 1997.
"Saat kita memperingati dua tahun sejak pembunuhan #ShireenAbuAkleh, keluarga mendirikan sebuah yayasan untuk melestarikan warisannya. Yayasan ini bertujuan untuk membantu jurnalis masa depan secara global melalui beasiswa. Bergabunglah dengan kami dalam gerakan ini; dukungan Anda dapat membentuk masa depan jurnalisme," cuit akun X resmi Yayasan.
BACA JUGA:
"Yayasan ini bertujuan untuk mengumpulkan 10 beasiswa setiap tahun bagi mahasiswa jurnalisme di universitas-universitas ternama," simpul cuitan itu.
Tewasnya Abu Akleh menyita perhatian. Ia salah satu koresponden Al-Jazeera yang terkenal, mengingat dia adalah salah satu wanita paling berpengaruh, terkemuka dan pekerja keras di bidang jurnalisme dan media di Palestina yang bekerja selama lebih dari 25 tahun untuk Al-Jazeera, meliput konflik Palestina-Israel.