Peluru Tentara Israel Diduga Tewaskan Wartawan Al Jazeera, AS: Kami akan Menekan Agar Hal Ini Tidak Terulang
Pemakaman Shireen Abu Akleh. (Wikimedia Commons/Osps7)

Bagikan:

JAKARTA - Washington akan menekan Israel untuk meninjau kebijakan dan praktik terkait aturan keterlibatan (ROE), setelah Pasukan Pertahanan Israel menyimpulkan, jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh kemungkinan ditembak oleh seorang tentara Israel, kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Vedant Patel pada Hari Selasa.

"Kami akan terus menekan Israel secara langsung dan erat di tingkat paling senior untuk meninjau kebijakan dan praktiknya dalam hal ini (ROE), untuk memastikan bahwa hal seperti ini tidak terjadi lagi di masa depan," tegas Patel pada konferensi pers, melansir Reuters 7 September.

Diberitakan sebelumnya, penyelidikan Israel terkait tewasnya jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh pada Mei lalu menguatkan dugaan, kalau arah peluru berasal dari seorang tentara Israel. Tapi bukan sengaja menjadi target operasi.

Abu Akleh, seorang warga negara AS-Palestina, tewas tertembak 11 Mei lalu kalau saat meliput operasi militer Israel di Kota Jenin yang bergejolak di Tepi Barat.

Militer Israel mengatakan bahwa pasukan mereka yang melakukan operasi di Jenin telah mendapat serangan dari semua sisi dan mereka membalas. Salah satu balasan ke daerah di mana Abu Akleh berdiri. Militer Israel bilang, tetapi mereka tidak dapat mengidentifikasi dia sebagai seorang wartawan.

Dikutip dari Channel News Asia, ada kemungkinan Abu Akleh secara tidak sengaja terkena tembakan IDF. Mereka padahal sedang menargetkan ke arah tersangka yang diidentifikasi sebagai pria bersenjata Palestina.

Terpisah, sebuah laporan dari Departemen Luar Negeri AS pada Bulan Juli menyimpulkan bahwa dia mungkin terbunuh oleh tembakan dari posisi Israel, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa dia sengaja menjadi sasaran pasukan Israel.