Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Israel dengan tegas membantah tuduhan pihaknya sengaja menembak wartawan senior Al Jazeera Shireen Abu Akleh, kemmbali menegaskan siap melakukan penyelidikan bersama.

Tentara Israel telah mengatakan sebelumnya, Abu Akleh mungkin telah ditembak secara tidak sengaja oleh salah satu tentaranya, atau oleh seorang militan Palestina dalam baku tembak.

Otoritas Palestina menyebut hasil penyelidikan yang dilakukan menemukan, jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh sengaja ditembak oleh tentara Israel. Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menolak temuan itu.

"Setiap klaim bahwa IDF dengan sengaja merugikan jurnalis atau warga sipil yang tidak terlibat, adalah kebohongan yang terang-terangan," tulisnya di Twitter, melansir Reuters 27 Mei.

Lebih jauh, Gantz mengulangi seruannya kepada Palestina untuk bekerja sama dengan Israel dalam penyelidikan, menyerahkan peluru untuk tes balistik guna melihat, apakah itu cocok dengan senjata militer Israel.

"Saya terus meminta PA (Palestina) untuk menyerahkan peluru dan temuannya. Kami siap dan bersedia melakukan penyelidikan bekerja sama dengan aktor internasional," tegas Gantz.

Diketahui, Palestina mengatakan mereka tidak mempercayai Israel dan telah menolak untuk mengadakan penyelidikan bersama.

Diberitakan sebelumnya, Jaksa Agung Palestina Akram Al-Khatib mengatakan kepada wartawan, penyelidikan yang dilakukan menunjukkan tidak ada militan yang dekat dengan Abu Akleh ketika dia meninggal.

"Satu-satunya sumber tembakan di tempat itu berasal dari pasukan pendudukan dengan niat untuk membunuh,” kata Al-Khatib, merujuk pada Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Dia menambahkan, Abu Akleh, yang telah mengenakan helm dan rompi bertuliskan 'Press' yang dengan jelas menandai dia sebagai seorang jurnalis, telah mencoba melarikan diri dengan beberapa rekan wartawan, ketika tembakan pertama terdengar.

"Ini merupakan kejahatan perang," tegas Al-Khatib.

Al-Khatib mengatakan, tes menunjukkan bahwa peluru yang membunuh Abu Akleh adalah peluru 5,56 mm yang ditembakkan dari senapan semi-otomatis Ruger Mini-14, yang digunakan oleh militer Israel.

Kaliber 5,56 yang sama juga dapat ditembakkan dari senapan M-16 yang dibawa oleh banyak militan Palestina. Al-Khatib tidak mengatakan bagaimana dia yakin itu berasal dari senapan Israel.