Bagikan:

JAKARTA - Tekad Kanjeng Pangeran Raden Aryo Nikson Hasudungan Nababan Darmonegoro alias Nikson Nababan untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara sudah sangat bulat. Meski bersaing dengan sejumlah nama besar seperti mantan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Wali Kota Medan Bobby Nasution, mantan Bupati Tapanuli Utara dua periode 2014-2019 dan 2019-2024 pantang mundur.

Jabatan Nikson Nababan sebagai Bupati Tapanuli Utara berakhir pada 23 April 2024. “Saya siap mengabdi. Siap membangun Sumut,” kata Nikson dalam ngobrol bareng di podcast EdShareOn Eddy Wijaya yang tayang Rabu 8 Mei 2024.

Nikson mengaku mengenal baik Edy Rahmayadi sejak menjabat Pangkostrad. Bahkan Edy kerap menyempatkan waktu ke rumah Nikson ketika menjabat Bupati Tapanuli Utara. “Kami sering ngobrol tentang banyak hal,” ucapnya.

Kini Nikson harus bersaing dengan Edy untuk merebut tiket maju di Pilgub Sumut melalui PDI Perjuangan. Sebab Nikson bersama Edy mendaftarkan diri dalam penjaringan calon gubernur di partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut. Walaupun Nikson adalah Ketua DPC PDIP Tapanuli Utara, PDIP belum mengeluarkan keputusan.

“Saya yakin Ketua Umum (Megawati) pasti akan memberikan penegasan dan keputusan yang terbaik. Beliau adalah orang yang sangat mencintai kader,” kata dia.

Nikson juga mengaku sangat mengenal baik Wali Kota Medan Bobby Nasution. Kekuatan politik Boby kini menjadi sangat diperhitungkan karena menantu Presiden Joko Widodo.

Kekuatan politik yang disebut “Jokowi Effect” dinilai bisa mengatrol elektabilitas Bobby di Sumut. “Semua anak bangsa yang punya kemauan harus kita hargai. Tapi, sebagai calon, tentu yang perlu ditanyakan adalah, ‘apa yang mau dikerjakan?’ Masyarakat harus menyadari track record-nya juga,” katanya.

Anak Guru yang Membangun Ekonomi Tapanuli Utara

Nikson Nababan menceritakan bagaimana dirinya membangun Tapanuli Utara selama menjabat bupati pada 2014-2024. Ia mengaku memusatkan perhatian pada pembangunan desa-desa terisolasi di Tapanuli Utara sejak awal menjabat.

“Dulu ada 58 desa yang sangat terisolasi di wilayah Taput karena tidak dialiri listrik dan akses yang memadai. Kini semua sudah kita merdekakan,” katanya.

Untuk membangun desa tersebut, Nikson yang lahir dari seorang guru pada 51 tahun lalu mengaku tak segan mendatangi setiap desa tersebut. Untuk menembus desa yang terisolasi tersebut, ia kerap menggunakan motor trail. “Saya sebenarnya orang yang takut naik trail karena sekali gas bisa langsung melesat. Tapi saya harus naik motor ini karena medan yang sulit,” ucapnya.

“Saya rencana museumkan motor itu karena selama 10 tahun saya pakai tidak pernah kecelakaan,” katanya sambil tertawa.

Selain membangun desa melalui akses jalan dan listrik, Nikson juga menceritakan pengalamannya mengembangkan pertanian, pendidikan, dan kesehatan di wilayahnya. Bahkan dia mengaku ikut mengupayakan memperluas kepemilikan hutan adat untuk dikelola warga.

“Kini sudah ada hampir 40 ribu hektar hutan yang tidak lagi termasuk hutan lindung sehingga bisa dikelola warga untuk membantu ekonominya.”

Saksikan tayangan lengkapnya eksklusif bersama Eddy Wijaya di podcast EdShareOn! (ADV)