Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Umum PAN Saleh Partaonan Daulay merespons sikap politik Ganjar Pranowo yang mendeklarasikan diri berada di luar pemerintahan atau oposisi pasca kalah dalam Pilpres 2024.

Saleh menilai, partai politik pendukung capres yang berbeda visi dengan Prabowo-Gibran untuk meniru keberanian Ganjar sebagai oposisi.  

"Sikap seperti ini semestinya diikuti oleh satu, dua atau tiga partai politik. Dengan begitu, pengawalan terhadap program pemerintah dilakukan dari DPR. Sifatnya resmi dan bertanggung jawab, tidak hanya berbicara di luar sebagai kekuatan ekstra parlementer," ujar Saleh kepada wartawan, Rabu, 8 Mei. 

Menurutnya, tidak semua parpol harus masuk ke dalam kabinet. Dengan adanya oposisi, kata Saleh, program pemerintahan Prabowo-Gibran nantinya ada yang bisa mengawasi.

"Kan tidak semua mesti harus masuk kabinet. Di luar kabinet itu juga bagus. Dengan menjadi oposisi, program yang baik diapresiasi, yang kurang baik dikritik dan evaluasi, dan yang tidak baik ditolak untuk diperbaiki," kata Ketua Fraksi PAN DPR itu. 

Saleh pun mencontohkan sikap PAN yang pernah menjadi oposisi, sebelum akhirnya memutuskan bergabung ke dalam pemerintahan.

"PAN kemarin tidak segera masuk di kabinet. Kalaupun sekarang di dalam, masuknya di ujung dan akhir periode," ucapnya.

Saleh lantas mengingatkan perbedaan visi misi koalisi pilpres lalu bisa mempersulit kinerja pemerintahan. Sebab kata dia, Prabowo-Gibran mengusung tema keberlanjutan sementara parpol pendukung Paslon lain membawa narasi perubahan. 

"Prabowo-Gibran itu posisinya jelas ingin melanjutkan program dan capaian pembangunan dari Jokowi. Sementara, paslon lain ingin melaksanakan perubahan. Itu kan berbeda ya. Baik secara konseptual maupun praktikal. Agak sulit menggabungkannya," pungkasnya.