JAKARTA - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka melakukan peninjaun langsung Viaduk Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, yang sempat tergenang banjir pada Senin, 8 Maret kemarin.
Mengenakan pakaian dinas harian (PDH), putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini meninjau titik yang menjadi areal tergenangnya air. Gibran ditemani Kepala DPU, Endah Sutaresmi.
Gibran terlihat santai sambil memberikan beberapa instruksi kepada bawahannya. Sesekali tangan kirinya masuk ke kantong celana sambil membetulkan letak payung pink keunguan yang dia pegang.
"Sempat mendapat berbagai aduan warga di media sosial, Gibran bersama Kepala DPU, Endah Sutaresmi, meninjau lokasi Viaduk Gilingan meskipun ditengah hujan mengguyur," tulis website resmi surakarta.go.id dikutip Selasa, 9 Maret.
Seperti diketahui, Viaduk Gilingan sempat tergenang air dengan ketinggian hingga 90 centimeter (cm) akibat hujan deras pada Minggu, 7 Maret siang. Arus lalu lintas juga sempat dialihkan karena ketinggian air yang cukup tinggi. Viaduk Gilingan tergenang air sebenarnya bukan persoalan baru. Persoalan ini sudah terjadi sejak lama.
“Banyak warga mengeluh dengan kondisi viaduk di kawasan Gilingan, lantaran rawan terjadi banjir di musim penghujan,” kata Gibran, Senin, 8 Maret.
“Permasalahan ini telah lama terjadi. Apabila hujan lebat, maka jalanan akan tergenang air hingga 90 cm yang berimbas pada terganggunya arus lalu lintas di sekitar Jalan Ahmad Yani,” sambung ayah Jan Ethes Srinarendra ini.
BACA JUGA:
Gaya berpayung ini Gibran mirip sang ayah saat meninjau lokasi food estate (lumbung pangan) di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), Februari lalu. Jokowi tanpa ragu menerobos hujan deras
Di lokasi, Jokowi melaju di jalan setapak persawahan menggunakan payung biru. Sontak, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, hingga rombongan kepresidenan menyusul Jokowi.
Aksi Jokowi mengundang perhatian warga. Banyak warga yang mencoba mendekat. Paspampres berlarian untuk bersiaga di sekitar Jokowi.
Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin menjelaskan, sebenarnya pendamping kepresidenan sudah mengingatkan kondisi cuaca yang buruk di lokasi. Sayangnya, hal tersebut tidak dihiraukan Jokowi. Jokowi berkukuh ingin melihat langsung pompa air penunjang food estate.
"Kemarin saat Presiden datang hujan besar, perangkat kepresidenan sudah mengingatkan presiden untuk tidak ke ujung ke pompa air yang berwarna kotak biru. Namun Presiden tetap ingin melihat langsung pompa air itu karena merupakan kunci untuk food estate di lokasi tersebut," kata Bey kepada wartawan, Rabu, 24 Februari.
Bey mengatakan, alasan Jokowi nekat terjun langsung karena ingin memastikan pompa air berfungsi dengan baik. Suasana menjadi ramai karena banyak masyarakat yang memanggil Jokowi dari ujung sawah.